Seorang Yang Mempunyai Mimpi-mimpi Besar Tentang Pengembangan Kreatif Marketing Untuk Perusahaan Anda Juni 2011 ~ Andi Riawan Krisdianto.Com
Profesional Creative Marketing, Bussines Auditor, Elektrik & Komputer Maintenance, Control panel, Pengadaan barang
Hasil yang di capai adalah tergantung bagaimana cara kita memperjuangkan sampai keringat darah terakhir sekalipun, semangat dan terus semangatlah jangan biarkan kita hidup dan mati tanpa kesuksesan apapun

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

sedekah mendatangkan banyak keuntungan dan barokah

No rekening donasi dan sedekah : BCA 0960663675 , BRI 0004 01 030993 50 0

Kamis, 23 Juni 2011

Irasional Yang Dapat Ditebak

Dalam buku 'Predictably Irrasional' ada sesuatu yang cukup menarik dicermati, khususnya untuk masalah penetapan harga (pricing). Arti 'Predictably Irrasional' adalah sesesuatu hal yang dapat ditebak. Namun sebetulnya kita tahu itu tidak masuk di akal atau masuk pemikiran rasional (irasional).

Dalam buku itu ada sebuah contoh menarik yakni pilihan harga berlangganan majalah. Sebuah survey memberikan 3 opsi cara berlangganan sebuah majalah. Yang pertama, langganan melalui internet yang harganya 59 USD. Yang kedua, langganan seperti biasanya yakni bentuk cetak yang dikirim ke rumah pelanggan. Opsi ini berharga 125 USD. Dan pilihan terakhir adalah keduanya, yakni langganan melalui internet juga cetak yang dikirim. Untuk opsi ini harganya juga 125 USD. Maka ternyata ada 84% orang memilih pilihan ke-3 yakni langganan dalam bentuk cetak dan dikirim serta berlangganan melalui internet.

Di percobaan lain yang hampir sama namun opsi keduanya dibuang. Jadi pilihannya hanya ada 2: langganan melalui internet 59 USD dan langganan melalui internet serta cetak yang dikirim 125 USD. Ternyata dalam percobaan ini hasilnya berbeda dengan yang pertama. Ternyata sekarang orang lebih memilih pilihan pertama, internet yakni 68%. Sedangkan pilihan ke-2 hanya 32%.

Anda lihat perubahan ini. Menarik sekali. Ternyata ketika ada 2 opsi yakni langganan internet dan pilihan lainnya dua-duanya dicetak dan internet, maka orang memilih secara rasional. "Saya berlangganan dari internet saja cukup. Asal saya sudah dapat ilmunya," pikir mereka. Namun jadi berubah ketika ada tambahan pilihan ke-2 dicetak dan dikirim 125 USD. Sedangkan dicetak dan langganan internet juga sama 125 USD. Maka pikiran mereka sekarang, "Berarti saya dapat gratis untuk langganan melalui internet. Karena harga seharusnya 125 USD plus 59 USD." Padahal ini materi yang sama. Jadi orang banyak memilih yang ke-3.

Nah, ternyata kebanyakan orang dalam memilih sesuatu dengan pertimbangan tidak rasional. Ketika dia punya 2 pilihan yang sama kuatnya, misalkan dia berada di Malaysia punya pilihan 2: Tur ke Singapura 10 juta dan ke Bali 10 juta. Ketika sama-sama seminggunya, maka pilihan orang seimbang, yakni: 50% : 50%. Tapi ketika ditambahi pilihan lain: tur ke Bali 3 hari dengan fasilitas yang sangat minim 9,5 juta, maka sekarang orang memilih tur ke Bali 7 hari dengan 10 juta. Karena dia membandingkan dengan 3 hari 9 juta.

Maka ini salah satu strategi kita dalam selling. Memberikan sebuah pilihan yang tidak enak di tengah. Sebetulnya ini hanya untuk membuat supaya opsi pertama terasa jauh lebih enak. Ini suatu strategi harga (pricing) yang menarik. Orang ternyata membandingkan itu dengan yang dekat perbandingannya. Tapi tidak membandingkan dengan sesuatu hal yang jauh bedanya.



andi riawan krisdianto

Iming-Iming Gratis

Coba anda pilih dari 2 pilihan ini. Pilihan pertama anda mendapat

kupon berbelanja gratis senilai 100 ribu rupiah. Atau pilihan kedua,
anda mendapat kupon berbelanja 200 ribu rupiah tapi harus
membayar 60 ribu rupiah.

Kebanyakan orang akan memilih yang pertama. Gratis 100 ribu
rupiah. Padahal pilihan kedua mendapatkan kupon yang 200 ribu
rupiah dengan harga 60 ribu rupiah, anda masih untung 140 ribu
rupiah. Ternyata manusia tidak mau beresiko dengan mengeluarkan
uang sedikitpun kalau ada pilihan tidak membayar sama sekali.

Nah, kata gratis (free) untuk penjualan ternyata mempunyai dampak
yang luar biasa. Kalau anda lihat penjualan di mana pun selalu
menggunakan kata gratis ini. Seperti ‘Beli 2 Gratis 1.’ Atau ‘Buy 1 Get
1 Free, Buy 2 Get 1 Free.’ Ternyata kata gratis ini mempunyai daya
tarik sendiri.

Amazon adalah toko buku online terbesar di dunia. Ketika Amazon
mengamati penjualan ternyata pembeli rata-rata hanya membeli 1
buku. Maka Amazon Amerika melakukan promosi beli 2 atau lebih
berapapun harganya ongkos kirimnya gratis. Padahal kalau cuma
beli 1 akan dikenai ongkos kirim USD 3. Ternyata penjualannya naik
drastis. Orang yang tadinya hanya ingin membeli 1, jadinya membeli
2, karena ingin dapat gratis ongkos kirimnya.

Lalu Amazon melakukan promosi yang sama di Perancis. Bukan
gratis sama sekali, tapi murah sekali. Untuk pengiriman kedua kalau
beli 2 buku ongkos kirimnya USD 0,1. Jadi murah sekali. Ternyata
promosi ini tidak mendongkrak penjualan. Orang tetap menganggap
cuma membayar lebih murah, bukan gratis. Ketika promosi ‘Free
Shipment’, gratis pengiriman, orang tertarik dengan promosi ini.

Jadi kita harus berhati-hati ketika kita melihat tawaran gratis ini.
Kalau kita jalan-jalan ke mall misal ke toko parfum, sering ada
penawaran beli minimal 300 ribu rupiah gratis dompet senilai 50
ribu rupiah. Mungkin dompet ini harga belinya Cuma 25 ribu rupiah.
Kita yang awalnya hanya bermaksud membeli parfum senilai 150
ribu rupiah, karena ingin mendapat dompet, maka kita belanjakan
senilai 300 ribu rupiah.

Nah, penjual juga mengerti hal ini. Dan sering menggunakannya
sebagai salah satu strategi jualan. Kita sebagai pembeli harus
berhati-hati ketika melihat sesuatu yang gratis ini. Coba pikirkan
ulang apakah betul kita membutuhkan hal itu. Kalau tidak, jangan
tertarik dengan kata-kata gratis.



andi riawan krisdianto

Perbandingan Tidak Rasional

Seorang ibu rumah tangga bisa saja rela berbelanja jauh hanya untuk mendapatkan barang yang berdiskon. Sebenarnya dia hanya membeli sekardus mi instan seharga 100 ribu rupiah untuk menghemat 20 ribu rupiah. Dan dia rela sekalipun harus menempuh hujan deras dan antri berdesak-desakan.

Namun kenapa ibu tadi mau membeli komputer seharga 7,5 juta rupiah, padahal ada tawaran di tempat lain yang lebih murah 100 ribu rupiah? "Ah, sekalian jalan-jalan di mall sini. Sini kan lebih dekat." kata si Ibu. Ibu segan pindah ke toko lain yang sebenarnya jauhnya sama dengan beli mi instan di atas. Hal ini karena uang 100 ribu rupiah hanya bagian kecil dari harga 7,5 juta rupiah. Sedangkan uang 20 ribu rupiah senilai 20% dari harga 100 ribu rupiah.

Kita sering berpikir dengan tidak rasional. Karena kita berpikir ketika kita membandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya. Entah itu sebuah penawaran, cara kita menawar, cara kita hidup selalu seperti itu. Saya kasih contoh seorang pegawai yang bekerja selama setahun yang pernah saya wawancarai. Saya tanya, "Berapa gajimu sekarang?" "3 juta Pak," katanya, "Tapi saya sudah bekerja selama setahun. Saya tidak puas dengan gaji saya."

Lalu saya tanya lagi, "Dulu waktu kamu diterima, berapa gajimu?" Dia menjawab, "1 juta." "Waktu itu kamu membayangkan tahun depan gajimu naik jadi berapa?" tanya saya lagi. "Ya, paling naik menjadi 1,5 juta," jawabnya. "Lha sekarang kan kamu sudah 3 juta? Kenapa kamu masih tidak puas?" cecar saya. Diam sejenak, dia menjawab, "Iya sih, tapi ada teman yang baru saja masuk kerja sudah bergaji 3,5 juta."

Ternyata dia membandingkan dirinya dengan orang lain. Bukan karena dia tidak puas dengan gajinya 3 juta itu. Tapi dia tidak puas karena dia mulai membandingkan dengan orang lain.

Dalam kehidupan, kita selalu membandingkan diri kita terlalu banyak dengan orang lain. Dia punya mobil, saya tidak punya. Dia punya rumah lebih besar lagi dari kita. Bukan karena kita butuh rumah yang lebih besar, tapi karena kita tidak puas orang lain memiliki sesuatu yang lebih besar dari kita.

Marilah kita hidup dengan lebih sadar bahwa membandingkan sesuatu dengan yang lain itu tidaklah baik. Penting apa yang anda miliki sekarang dan sudah memuaskan anda. Dan kita harus lebih bisa sadar dengan hal ini.



andi riawan krisdianto

Dalam kebingungan, kita menurut pada penentu harga.

Ada sebuah percobaan riset survey di Amerika. Seorang profesor matematika mengadakan percobaan dengan responden mahasiswanya. Dia mengambil dua kelas yang setara dan mirip satu sama lainnya, baik dalam jumlah mahasiwa ataupun karakter mahasiswanya.

Di kelas pertamanya dia mengumumkan kepada 50 mahasiswanya. Dia berkata, "Besok sore jam 4 saya akan mencoba membaca puisi di auditorium. Saya akan memberi uang $5 kepada mahasiswa yang mau mendengarkan puisi saya." Jadi mahasiswanya diberi uang $5 per orang kalau mau mendengarkan puisinya.

Tapi ruang auditorium hanya tersedia 20 kursi. Jadi 30 mahasiswa lainnya pasti tidak dapat mengikutinya. Karena itu mahasiswa disuruh menawar dengan menuliskannya di amplop tertutup. Mereka dapat menaikkan atau menurunkan harga sehingga 20 tawaran mahasiswa yang terendah yang diberi undangan mendengarkan puisi tersebut.

Dalam tawaran itu, mereka harus memberi 3 penawaran untuk mendengarkan 3 jenis puisi. Yakni puisi pendek dengan durasi 2 menit, puisi sedang dengan lama 5 menit dan puisi panjang yang makan waktu 10 menit.

Di kelas lain, si profesor ini menawarkan hal yang sama. Tapi dibalik. Para mahasiswa dari kelas lain tidak saling mengetahui adanya percobaan ini. Katanya, "Saya akan mencoba membaca puisi besok sore jam 4 di auditorium. Yang ingin mendengarkan saya baca puisi, harus membayar. Saya harapkan $5 per mahasiswa untuk satu kali baca puisi."

Tapi karena ruangnya terbatas, mereka diminta untuk melakukan penawaran. Hal yang sama dilakukan oleh mahasiswa kelas sebelumnya. Mereka harus menuliskan tawaran membayar untuk puisi pendek, sedang dan panjang. 20 tawaran yang tertinggi akan diberi kesempatan untuk mendengarkan sang dosen berpuisi.

Nah, ini yang menarik. Profesor ini bukan ahli membaca puisi. Bukan pula orang yang terkenal dalam dunia puisi.

Hasilnya menarik. Ternyata di kelas yang mendengar puisi dapat uang, mereka menawar rata-rata $2,5 untuk puisi pendek, $3,5 puisi sedang dan puisi panjang $4,5. Sedangkan di kelas yang harus membayar untuk mendengarkan puisi rata-rata tawarannya $1 untuk puisi pendek, $2 puisi sedang dan $3 untuk puisi panjang.

Bayangkan! Kejadian ini terjadi di sekolah yang sama. Kelas yang satu ditawarkan menerima uang untuk mendengarkan puisi. Sedangkan di kelas lainnya sebaliknya, harus membayar untuk mendengarkan puisi.

Ternyata riset ini menunjukkan bahwa orang bingung terhadap sesuatu hal yang baru, "Saya tidak tahu harus membayar atau mendapat uang dengan mendengarkan dosen saya berpuisi." Ketika orang bingung dan mendapat masukan, "Kamu harus bayar!" maka dia merasa membayar itu yang harus dilakukan. Sedangkan bila sejak awal dia mendapat uang, maka menganggap menerima uang itu yang dianggap layak.


Kenapa kita pada saat diminta SMS Voting Pada acara TV harus membayar SMS Rp.2000,-? Dan mau, bukankan seharusnya kita dibayar untuk itu? Ketik Reg... menjadi bisnis. Padahal semua di Facebook, Youtube, Internet gratis? Harga SMS setiap hari atas kata2 seorang selebrity menjari Rp.1000,-, dan susah di Unreg lagi. Kitapun sudah menjadi kurban konsep ini. Ketika kita bingung, apa yang disarankan adalah sebuah patokan untuk pilihan tindakan kita. Ketika bingung, kita menurut pada penentu harga.

Ini adalah sebuah ide yang luar biasa. Ketika kita tanam sesuatu pada saat orang bingung, tidak tahu nilai produknya , maka itu akan dijadikan patokan untuk melakukan analisa pada kejadian berikutnya yang mirip dengan itu.


andi riawan krisdianto

Apa Isu Terbesar Dalam Kepemimpinan Anda?

Saya pernah ngobrol lama dengan seorang konsultan. Dia sering melakukan mentoring/mengajar para CEO atau pimpinan perusahaan. Saya bertanya, "Pak, kira-kira apa sebetulnya kunci dari kepemimpinan perusahaan yang paling penting itu?".

Jawabnya sederhana dan singkat, "What's keeping you awake at night?" Apa yang membuat anda terjaga di malam hari dan tidak bisa tidur nyenyak. Hal inilah yang menjadi 'biggest issue' yang harus diselesaikan.

Setiap orang pemimpin atau setiap pemilik perusahaan atau setiap orang yang menguasai perusahaan atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari selalu ada 1-2 hal kunci yang membuat kita tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.

Mungkin anda pemimpin yang hebat. Anda sukses memimpin perusahaan, tapi ada persoalan yang mengganjal, "Siapa yang akan menggantikan saya memimpin perusahaan?" Bila ini membuat anda tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, maka anda harus mulai mengambil langkah. Misal dengan mulai menyusun agenda suksesi kepemimpinan selanjutnya. Atau melatih manajer anda yang handal. Atau membimbing anak anda yang barusan lulus dari luar negeri. Yang jelas anda harus fokus dan mempunyai solusi yang menyelesaikan. Sehingga anda bisa tidur nyenyak kembali di malam hari.

Mungkin juga anda bingung karena bisnis anda mulai goyah. Anda merasa dulu bisnis ini sukses, tapi sekarang sudah tidak sukses lagi. Kalau hal ini membuat anda tidak dapat tidur di malam hari, saatnya anda melakukan perubahan. Anda harus mulai memikirkan apa saja yang harus dilakukan. Sebuah perubahan bagi perusahaan agar mengikuti arah kehidupan sehari-hari atau yang sedang trend sekarang.

Atau mungkin anda tidak dapat tidur di malam hari karena merasa keuangan perusahaan kacau atau adminsitrasi keuangan yang semrawut. Bila ini terjadi maka anda seharusnya mulai fokus pada keuangan. Entah dengan membuka kembali buku-buku keuangan, mengecek kembali neraca keuangan atau mengundang auditor melakuka audit.

Sebenarnya setiap pemimpin, setiap orang yang menguasai perusahaan tahu benar persoalan terbesar yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Selalu tahu. Tapi mereka kadang-kadang bingung atau menunda tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki perusahaan itu. Jadi janganlah ditunda kembali. Selesaikan agar anda bisa tidur nyenyak lagi.

andi riawan krisdianto

Optimisme

Martin Seligman dalam bukunya Learned Optimism membeberkan bahwa Optimisme tidak sama dengan Positive thinking. Optimisme adalah response internal kita terhadap sesuatu keadaan. Optimisme membuat kita menjadi persisten, sanggup menerima kegagalan dan bangkit berjuang lagi, karena kita yakin akan bisa mengatasi kesulitan dan menjadi sukses. Optimisme lebih penting daripada Positive Thinking, karena Optimisme memberikan dorongan bergerak dan mamacu kita bertindak.

Optimisme membuat kita hidup lebih berarti, mau bekerja lebih keras, pantang menyerah, dan berbahagia. Optimisme adalah kemampuan melihat gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Salesman yang optimis akan lebih mampu menjual, olahragawan yang optimis akan lebih sering menang, dan pebisnis yang optimis akan lebih mungkin sukses.

Dalam sebuah keadaan, misalkan anda dipecat oleh perusahaan anda, apa yang anda pikirkan? Menangis meratapi dan menyerah, atau mempelajari situasi sekarang, menerima keadaan, dan bankit dengan optimis untuk mencoba sesuatu yang baru? Didalam setiap orang selalu ada diskusi internal, antara saya dan saya, baik secara sadar ataupun bawah sadar.

Ada 3 hal yang menjadi pertimbangan diskusi internal kita dalam kaitannya dengan Optimisme: 3 P (Permanence, Pervasiveness, Personalization).

Kita coba misalkan ada kejadian negatip, mobil yang baru kita beli, ketika kita keluarkan dari garasi, ditabrak sepeda motor. Nah apa pemikiran kita?

Permanence: Apakah “selalu”(permanen) begini atau ini hanya “kebetulan”. Optimis akan berpikir ini hanya kebetulan terjadi pada kehidupan kita karena kita sebenarnya adalah orang yang mujur. Pesimis menganggap dirinya memang selalu sial dalam hidup ini.

Pervasiveness: Apakah ini “universal”(umum) atau “specific” Optimis bilang dirinya sebenarnya secara umum hokki dan ini kasus khusus yang terjadi, sebaliknya pesimis menganggap ya beginilah hidupnya yang selalu penuh kemalangan.

Personalization: Apakah yang menyebabkan ini “external factor” atau “internal factor”, disebut juga “locus of control” (penyebab kejadian). Optimis menganggap ini karena pengendara sepeda motor tidak hati2, pesimis menganggap kesialan ini karena dirinya yang lagi sial.

Nah, dalam kejadian yang sebaliknya, misalkan penjualan toko anda hari ini ternyata 3 kali lipat lebih banyak dari biasanya, pemikiran optimis dan pesimis akan terbalik. Optimis menganggap dia selalu sukses dan ini buktinya, secara universal inilah yang melambangkan kehidupan bisnisnya dan ini terjadi karena dia adalah pekerja keras yang seharusnya sukses. Pesimis akan menganggap ini hal kebetulan saja, dan hanya terjadi sekali sekali saja, dan ini terjadi karena toko2 sebelah kebetulan tutup sehingga orang beli ditokonya.

Setiap orang dilahirkan dengan optimisme tertentu, lingkungan dan latihan yang diterimanya juga membentuk optimismenya dalam menjalani kehidupan.

Bagaimana kita memperbaiki optimisme kita? Mengawasi dan memperbaiki “internal talk” yang terjadi didalam kita dan mengarahkan pada 3P yang lebih optimistik. Ini kunci rahasia Optimisme dan ini dapat kita latih.

Lain kali, ketika anda mendadak terkena masalah, awasi apa yang dipikirkan dan didiskusikan dalam benak anda, belajar untuk membiasakan berpikir bahwa itu adalah perkecualian dan khusus hanya kejadian itu saja yang sial, karena anda seharusnya adalah orang sukses yang mujur, dan kesialan itu adalah karena faktor luar.

Sebaliknya kalau mendapat pujian atasan dan bonus khusus yang besar, pikirkan itu memang seharusnya selalu terjadi secara berterusan dan merupakan hak anda, sukses anda memang universal, dan hal itu terjadi karena anda yang memang luar biasa.

Kita belajar dan berlatih matematika, bahasa Inggris, badminton dan golf untuk memperbaiki kemampuan kita dalam hal itu. Mengapa kita tidak belajar dan berlatih menjadi lebih Optimis dalam hidup ini, sehingga bisa lebih sukses dan bahagia?

Salam sukses untuk anda,

andi riawan krisdianto

Siapa yang meng-inspirasi anda dalam hidup ini?

Siapa yang meng-inspirasi anda dalam hidup ini?

Siapa orang yang anda idolakan? Yang anda kagumi, pahlawan anda, guru kehidupan anda? Hal ini penting untuk perkembangan dan kesuksesan anda. Karena ketika kita mengidolakan seseorang, maka kita belajar darinya, kita meniru prilaku dan pandangan hidupnya, dan kita akan selalu terinspirasikan untuk belajar mengarah menjadi seperti dia.

Mungkin idola anda sudah lama meniggal dunia, mungkin dia tidak kenal anda, mungkin dia bahkan berada
dijaman yang berbeda. Yang penting adalah bagaimana anda belajar darinya? Sejarah, buku, internet, kenal pribadi, mentoring, ataupun dari cerita dongeng orang tua kita. Orang tua selalu menjadi guru dan tauladan kita. Tapi siapa yang lainnya?

Nah, beberapa orang yang mengilhami saya secara pribadi, diluar orang tua saya:

1. Tom Peters, pemikir manajemen terkemukan, penulis, dan pembicara handal yang mengajarkan Passion, dan punya gaya dinamis dalam seminarnya, tapa sadar telah mengilhami saya dalam gaya saya membuat materi dan berseminar. Dimana saya bertemu beliau? Di website dan buku2nya, dan youtube, dan DVDnya.

2. Hermawan Kertajaya, yang sejak lebih dari 15 tahun lalu selalu saya ikuti seminarnya, mengajarkan saya tentang bagaimana menjernihkan persoalan yang rumit menjadi mudah dimengerti, dan enak renyah didengarkan. Beliau juga menginspirasi saya tentang cara berkomunikasi yang baik, dan bagaimana memuji orang.

3. Joger, atau Joseph Theodorus Wuliandi , yang sangat lucu dan gila-gila-an ini, memandang bisnis sebagai sebuah upaya kebahagiaan, memfokuskan pada happiness dan bukan profit. Saya terilhami banyak dalam kreatifitas dan inovasinya, dan pandangannya akan kebahagiaan.

4. Dahlan Iskan, entrepreneur hebat Jawapos, yang bersahaja, adalah pekerja keras tanpa kenal lelah. Caranya menulis dengan bahasa yang mudah dibaca, digabungkan dengan keberaniannya mengambil keputusan bisnis banyak mengilhami saya. Membaca tulisan beliau mencerahi dan menjernihkan saya.

5. Peter Druckers, Edward de Bono, Chan Kim, dan setumpuk nama penulis hebat lainnya mengajarkan banyak hal yang berbeda beda. Pada tumpukan ribuan buku yang saya miliki, saya menemukan keilmuan dalam berbisnis, dan kearifan dalam menjalani kehidupan.

Nah, teman2 sekalian, siapa idola anda? Bagaimana anda dapat belajar darinya? Dan saya yakin, ini akan membuat anda lebih terinspirasi untuk menjadi seperti dia. Salam sukses untuk anda.



andi riawan krisdianto

Menginjak Bumi

Mungkin saat ini anda sudah menjadi pemimpin perusahaan atau pemilik perusahaan. Sering kali setelah anda menaiki jenjang karir, dan bisnis anda berkembang menjadi lebih besar maka anda lepas dari kenyataan yang ada di lapangan. Ada pentingnya anda kembali memikirkan apakah anda masih 'stay in touch' dengan bisnis anda. Apakah anda masih menginjak bumi anda?

Apakah anda masih melihat produk anda ditaruh seperti apa di toko. Apakah anda masih melihat pelanggan anda yang baik itu siapa. Atau apakah anda masih memikirkan produk dan perusahaan anda. Apakah anda masih berhubungan dengan pemasok anda.

Dulu anda masih melayani secara langsung para pelanggan anda. Sekarang sudah ditangani oleh staf anda bahkan level di bawahnya. Apakah anda sudah kehilangan perasaan anda berhubungan dengan pelanggan.

Sam Walton dari WallMart masih menyempatkan dalam aktivitas seharinya untuk melayani langsung para pelanggannya di counter. Memasukkan dan membungkuskan barang belanjaan para pembelinya di WallMart. Kadang-kadang orang kaget melihat dia melakukan hal ini. Karena dialah pemilik toko tersebut dan ribuan outlet lainnya. Memang dia menyempatkan diri untuk bisa ketemu dengan pembeli dan pemasok. Dia ingin melihat barang di lapangan dan bagaimana perlakuannya.

Sering kita lupa ketika kita sudah naik dalam jenjang karir/bisnis kita tentang hal-hal mendasar dalam kehidupan berbisnis kita. Cobalah bila anda pemilik perusahaan sekali-kali menelpon perusahaan anda. Bila suara anda dikenal, mungkin bisa minta tolong yang lain.

Coba tanya produknya. Lihat bagaimana orang di kantor menangani pelanggan. Apakah anda sudah tahu bahwa semuanya bagus. Tentu kalau untuk perusahaan multinasional dapat menyewa sebuah perusahaan surveyor untuk melakukan itu. tapi bila perusahaan menengah atau kecil, alangkah baiknya sekali-kali melakukan test kembali ke perusahaan anda.

Misalkan anda telpon ada problem, "Pak, komputer yang Bapak kirim rusak. Enaknya bagaimana? Bisa nggak kirim orang untuk memperbaikinya?" Lalu kita bisa tahu dari respon telpon itu seberapa baik atau seberapa buruk sebenarnya perusahaan kita berfungsi.

Hal-hal sederhana seperti ini dilupakan orang ketika dia telah menapak jenjang tertinggi karirnya. Seperti tidak lagi mau berbicara dengan satpam di bawah, apa problem mereka di lapangan. Kalau kita sadar hal ini, maka kita akan menjadi pemimpin yang efektif dalam berbisnis ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Salam sukses untuk anda.



andi riawan krisdianto

Langsung Saja


Saya sering melihat orang yang pergi bekerja dengan rutinitas seperti ini: Datang jam 8, lalu mulai menyiapkan kopinya, menaruh bukunya, menaruh barangnya, duduk sebentar mengambil koran dan mulai membaca, "Ada berita apa hari ini?" Lalu mulai mengajak ngobrol teman sebelahnya, "Pak, gimana kabarnya pagi ini? Suasananya cerah ya." Lalu mulai bergosip ria.

Dan tiba-tiba dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10.30, "Ah, saatnya untuk bekerja." Bekerja sebentar dan ketika menunjukkan pukul 11.30, dia bergumam, "Aduh mulai lapar, sudah waktunya makan siang." Mencari teman yang cocok untuk makan, sambil ngobrol kecil sini sana. Keluar lagi, tak bekerja, makan siang berangkat jam 12 dan kembali jam 2, dan seterusnya...... Jadi sepanjang pagi kerja efektifnya cuma 1 jam-an, sorenya saya tidak tau lagi apa sempat bekerja atau tidak.

Nah, 1 rumus sederhana untuk menjadi sukses adalah 'Langsung Saja'.

Langsung saja artinya tiba di kantor, bukunya dibuka, komputernya disiapkan, telpon dicek, pekerjaannya disiapkan dan itu semua cuma butuh 15 meint, langsung mengerjakan sesuatu. Jam 8.15 start, efektif bekerja, jam 10, jam 11 terus efektif. Kalau mau rileks sebentar ditengah tengah, tidak apa-apa. Jangan lama lama, dan bekerja lagi. Pagi sudah terjadi 4 jam-an yang sangat efektif dan menyelesaikan pekerjaan. Siang jam 12.30 keluar makan siang, secepatnya dan balik jam 13.30. Nah 4 jam efektip tentu lebih membawa kesuksesan dari pada 1 jam yang efektip.

Kita sayang sekali menghamburkan uang, hemat untuk hidup, tapi jarang kita hemat dan sayang pada waktu kita. Kita boroskan waktu kita tanpa kesadaran akan mahalnya waktu, sumber daya penting yang tidak tergantikan.

4 Hal yang penting anda cermati untuk bekerja hari ini adalah:
Yang pertama: tentukan tujuan anda apa, hari ini mau apa. Tentukan apa saja yang harus anda capai, tentukan target yang konkrit dan dapat diukur dan capailah itu, selesaikan. Ini hal yang pertama.

Yang kedua: ketahuilah dunia anda apa. Ketahuilah keadaan anda. Ketahuilah lingkungan anda, ketahuilah apa yang harus anda katakan dan kepada siapa. Perhatikan dengan cermat sekeliling anda ketika bekerja. Karena dunia kita ada didalam kita dan diluar kita.

Dan yang ketiga adalah konsentrasi. Kita harus fokus konsentrasi pada persoalan pekerjaan kita. Tak sekedar membaca koran, mengobrol di jam kerja. Kalau di rumah membaca koran atau pada jam istirahat, itu sih oke saja. Tapi ketika kita sedang bekerja dengan keras sebaiknya kita berkonsentrasilah sebaik-baiknya. Sambil konsentrasi tetap sadar dengan akan sekeliling kita.

Dan kata kunci keempat adalah lakukanlah 'langsung saja'. Yang artinya begitu sampai jangan terlalu memikirkan macam-macam. Lakukan apa saja yang harus anda lakukan hari itu tanpa harus menunggu, menunda atau berputar-putar dulu, seperti ke meja temannya untuk mengobrol menanyakan film apa yang ditonton kemarin.

'Langsung saja' merupakan salah satu fundamental sederhana dalam berbisnis supaya anda bisa lebih sukses lagi. Nah, sekarang kerjakanlah apapun yang ada dipikiran anda. Langsung saja. Salam sukses untuk kita semua.


andi riawan krisdianto

Berhenti Sebentar Untuk Berlari Lebih Kencang

Dalam kehidupan bisnis kita, kadang-kadang semuanya berjalan normal seperti biasa. Tenang, damai sejahtera. Tapi kadang-kadang bergejolak naik dengan cepat. Sebaliknya bisa turun dengan drastis.

Kalau terjadi dua hal yang berbeda dari keseharian, entah itu positif ataupun negatif, saatnya untuk menjernihkan diri kita. Berhenti dari mengerjakan hal-hal sehari-hari seperti biasanya. Kita pinggirkan persoalan-persoalan rutin dan tak melakukan tugas apapun kecuali berpikir.

Berpikir dengan jernih ini menjadi penting saat kita mengalami sebuah gejolak positif yang luar biasa. Seperti tingkat penjualan yang naik luar biasa, bertambahnya klien kita, jumlah pekerjaan yang menumpuk tinggi, sehingga kita menjadi sibuk dan menjadi lupa menganalisa kenapa sebetulnya kita sukses. Dan menganalisa apa yang penting kita lakukan dalam kesuksesan kita. Sebaliknya saat kita mengalami gerakan yang negatif seperti nilai sales yang turun, selalu kalah dalam tender, selalu saja ada permasalahan, maka kita juga harus menjalankan hal yang sama.

Nah, pada saat kita naik atau turun, kita harus menganalisa kesuksesan kita, kegagalan kita, kekalahan kita itu karena apa. Itu hal yang pertama yang dilakukan pada saat kita berpikir.

Yang kedua, menganalisa apa yang terjadi akhir-akhir ini dalam kehidupan kita. Apakah itu omzet yang naik karena adanya 1-2 klien besar atau karena sesuatu hal lain. Lalu dianalisa kenapa hal itu bisa terjadi. Mungkin karena sistem prosedur yang baru, bagian pembelian yang salah, kebijakan pemerintah yang tidak diduga, trend yang berbeda dan lainnya.

Yang ketiga adalah kita temukan apa yang harus dapat dilakukan untuk keadaan seperti ini. Cari alternatif-alternatif yang bisa dilakukan, dan tentukan yang terbaik yang harus dijalankan.

Jadi sewaktu melakukan konsolidasi internal itu kita harus mengetahui apa yang terjadi, mengapa itu terjadi dan bagaimana menghadapi hal itu. Reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kejadian terakhir itu menjadi kunci sukses di masa mendatang atau menghindari kegagalan.

Kita tidak boleh hanya melakukan yang rutin saja, kerja seperti apa adanya. Kadang-kadang kita harus menjernihkan pikiran untuk memfokuskan pada satu hal saja dalam satu hari. Jangan kerjakan hal-hal apapun. Berpikir apa yang penting yang bisa dilakukan untuk bisnis kita sekarang. Apa yang kita lakukan harapannya kemudian menjadi lebih baik untuk mencapai sukses.


andi riawan krisdianto

Organize Yourself First

Tukang masak yang baik atau bahkan para ibu yang suka memasak biasanya punya kebiasaan menata bahannya di tempat yang pasti. Menaruh merica di sini, menaruh garam di sana, daging di sana, pisau di sini dan seterusnya. Semuanya dalam satu tempat yang pasti. Teratur di lokasi yang sudah ditentukan.

Nah, yang menarik adalah biasanya ketika seorang tukang masak dipindah ke tempat tukang masak lain, dia akan menjadi tidak efektif. Dia bingung mencari garamnya, mericanya di mana, di mana minyak gorengnya. Bingung. Tidak berjalan dengan mulus. Bila biasanya dia masak 30 menit, harus menjadi 60 menit. Dan ditambah rasa tidak nyaman, "Lho ini kecap apa? Berbeda dengan biasa saya pakai, rasanya nanti pasti lain."

Nah belajar melihat peristiwa tukang masak ini kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan bisnis kita. Apakah kita sudah menaruh semuanya ke tempat yang tepat? Buku kerja di laci yang tepat. File-file di komputer sudah tertata bahkan handphone diletakkan pada tempat yang terjangkau. Atau dokumen-dokumen yang kita butuhkan sudah siap untuk mengambil keputusan nanti siang tentang penawaran untuk perusahaan lain.

Maka segalanya harus diatur lebih dahulu. Bilamana segalanya kacau maka akan sulit untuk melaksanakan tugas kita dengan baik. Bila kita sudah menyiapkan dengan sebuah keadaan terorganisir rapi maka hal itu akan menunjang kesuksesan kita.

Maka orang selalu bilang, "Asahlah kapakmu sebelum menebang." Setelah kapak diasah maka sempurnalah memulai menebang kayu. Demikian juga dengan bekerja. Sebelum kita bekerja keras mati-matian, maka kita harus dulu melakukan 'organize yourself first' atau mengorganisasikan diri anda dulu dengan segala atribut dan barang-barang anda butuhkan.

Sering kita lupa, karena hanya melakukan dan melakukan terus menerus tanpa pernah memperbaiki diri dengan mempersiapkan diri dengan segalanya untuk lebih baik terlebih dahulu.

andi riawan krisdianto

ABCD - Kunci Sukses

Above and Beyond The Call Of Duty (ABCD).

Ada sebuah restoran yang ramai sekali di San Francisco. Seorang konsultan heran akan keramaian ini dan mencobanya. Dia datang dan disambut seperti biasa oleh pelayan.

“Bapak mau makan apa?” Memilih milih menu, dia memesan bakmi goreng.
“Bapak mau minum apa?” “Coke Zero dan Es Batu”
“Maaf pak, kami sudah kontrak dengan Pepsi, bagaimana kalau kami ganti dengan Diet Pepsi?”
“ Wah, tidak mau, kalau tidak ada Coke Zero, yah air putih saja.” Kata pelanggan dengan tidak puas.

Ketika sedang makan bakmi dan minum air putih, tiba2 ada seseorang yang berpakaian jas lewat dan membawa Coke Zero dan Es Batu. Menaruh di mejanya dan berkata: “ Ini Pak, Coke Zero keingingan bapak, komplemen dari restoran kami.

Dengan heran orang ini meminumnya dan hatinya senang. Dipanggilnya pelayan tadi: “Pak, ini kok ada Coke Zero?”. Pelayan tertawa dan berkata: “Wah sudah ada ya Coke Zero nya, selamat menikmati, kami belikan dari pasar swalayan seberang. Manager kami yang pergi beli pak, kita kita lagi sibuk semua.”

“Lho, katanya tidak boleh ada Coke Zero, dan sudah kontrak dengan Pepsi?” Jawab sang pelayan: “Oh ya pak, kita dilarang menjual Coke, tapi kalau memberikan gratis kan tidak melanggar aturan. Selamat menikmati.”

Berbuat lebih untuk pelanggan kita adalah salah satu kunci sukses.
The Difference Between Ordinary and Extraordinary is That Little Extra.



andi riawan krisdianto

Human Beings are powered by Emotions, Not by Reasons

Human Beings are powered by Emotions, Not by Reasons (2)

Seorang teman, David, 33 tahun, belum menikah, gemuk sekali, berat badannya 98 kg. Suatu hari ketika check up merasakan ketidak nyamanan pada jantungnya. Dokternya menyarankan segera berolah raga dan diet, menguruskan minimal 15 kg dari beratnya sekarang. Sebulan berlalu tanpa olahraga dan diet.

David kebetulan ke Singapore untuk urusan bisnis, dan meluangkan untuk pengecekan badan juga. Dokter Singapore mengatakan hal yang sama, pengurusan badan atau beresiko jantung. Ketika saya ajak berolah raga, dia masih saja menunda nunda, katanya menunggu saat yang tepat.

Enam bulan telah berlalu saat saya bertemu dengannya. Ternyata David sudah sangat sehat, dan sudah kurus 12 kg katanya, dan tidak lagi memakan obat2an rutin yang dulu menjadi santapan sehari hari. Dengan bangga dia menceritakan bahwa dia telah lari pagi dalam lima bulan terakhir, setiap Senin, Rabu, Jumat dan Minggu dari jam 6 sampai jam 7 pagi, dan menjaga ketat makannya. Diet karbohidrat katanya, digabungkan olah raga, pasti berhasil.

Saya memuji dia tak henti2nya, sampai pada saat mau berpisah, David mengaku dan berkata: “ Wah Pak, sebenarnya sih ada sebab lain juga, lima bulan yang lalu, saya punya tetangga baru, namanya Susie, wah… cewek seksi bener deh Pak, dan dia setiap Senin, Rabu, Jumat, Minggu lari pagi jam enam sampai tujuh. Haha haha…”

Apakah David tahu dia harus berolah raga, Ya pasti tahu. Apakah dia melakukannya? Tidak sama sekali, sapai lima bulan lalu ketika dia melihat Susie. Otak rasional hanya memberikan sebuah konklusi akan pentingnya olah raga. Emosi ketika melihat Susie lah yang membuat David bertindak.

Human beings are powered by emotion, not by reason. Emotion leads to action, reason leads to conclusion


andi riawan krisdianto

Latihan kreatifitas, pertanyaan dengan 20 jawaban.

Ada sebuah cara mencari idea yang sering saya pakai dalam seminar kreatifitas. Saya berikan secarik kertas, dan sebuah pertanyaan, misalkan: Bagaimana caranya supaya kita dapat mengurangi beaya operasional perusahaan kita? Dalam waktu 20 menit, berikan 20 jawaban yang berbeda.

Nah, ini adalah cara sederhana mencari idea sebanyak mungkin, mungkin idea no 1 sd 5 sangat mudah, umum, dan biasa, sedangkan 6 sd 10 mulai terasa sulit, apalagi pada 11 sd 20, padahal ada keterbatasan waktu.

Kunci teknik pencarian idea ini adalah mencari sebanyak banyaknya idea, salah aneh tidak apa2, sebanyak banyaknya. Biasanya idea no 1 sd 10 cukup umum dan sudah dipikirkan dari dulu dulu, tetapi mungkin pada idea ke 17 adalah sebuah idea aneh yang bagus dan berguna. Dan idea ke 17 baru bisa keluar karena idea2 umum lainnya sudah terpakai dan kita dipaksa menghasilkan 20 dalam waktu yang singkat.

Pertanyaan apapun bisa dicoba: Bagaimana memanfaatkan facebook untuk bisnis kita? Bagaimana cara meningkatkan penjualan produk kita? Bagaimana cara merayu gadis cantik diseberang sana? Dan seterusnya. Idea ini memanfaatkan konsep pemaksaan yang akan memaksa kita memikirkan dengan serius dalam kurun waktu tertentu.

Selamat mencoba. Salam sukses untuk semua.


andi riawan krisdianto

Kenikmatan dan Keindahan dalam Kesederhanaan

Ada keindahan dalam hal2 yang sederhana.

Tadi ada seekor cicak yang sedang kasmaran dan mengejar betinanya, ada daun kuning jatuh dari pohon besar, ada pula segelas air putih yang nikmat sekali.

Kita hanya puas pada kesuksesan besar, keberhasilan yang hingar bingar, keuntungan yang berlimpah. Tapi pernahkah kita menikmati keindahan pada hal2 yang sederhana.

Enaknya bakso tempat SMA kita dulu, murah, gurih, nikmat, dan penuh keceriaan. Makanan ter enak adalah makanan dekat sekolah kita dulu, terutama bakso, dan juga, ada nostalgia disana.

Indahnya matahari pagi, sedapnya bau tanah yang terguyur hujan, indahnya tawa para pedagang asongan. Lucunya anak2 kecil di kebon binatang, walaupun bau tahi gajah menyenggrang hidung. Gembiranya pembantu yang mau pulang lebaran ketika kita beri baju bekas kita. Adakah hal2 kecil ini membuat anda bahagia? Apakah "inner joy" anda bersorak sorai, ataukah sudah tidak ada lagi "keceriaan nurani" ini dalam kehidupan anda?

Kehidupan bukanlah hanya berisi sederetan rekor kesuksesan dan tonggak tonggak sejarah yang kita taklukkan, tetapi juga berisi rentetan kesederhanaan yang indah dan penuh arti.

Bulan lalu saya ke Selecta, sebuah tempat wisata yang sudah 28 tahun tidak pernah saya kunjungi di kota Batu, Malang, Jawa Timur, dan kembali banyak kenangan indah ketika SMA dulu... Ada kenangan, ada kegembiraan rakyat, ada kesederhanaan yang menawan, masih.

Kenikmatan itu murah, dan mudah, kalau kita tahu bagaimana cara menikmati hidup ini. Kita tidak perlu tersandera oleh dogma kehidupan yang harus mendewakan sukses, jabatan, dan materi. Tapi merasakan rasa indah dalam kesederhanaan yang ada.

Mungkin telah terjadi tujuh puluh dua hal kecil yang indah yang anda lalui hari ini, tetapi mata anda tertutup pada satu proyek yang tidak juga goal itu... Mengapa tidak mencoba mebuka mata kita? Kita bagaikan orang yang berada didalam bus yang melewati jalan2 yang luar biasa indah pemandangannya, tetapi kita tutup gorden penutup jendela bus, sehingga apapun tidak terlihat dari dalam.

Kesedihan dan kegagalan pun merupakan sebagian dari perjalanan kehidupan yang dapat kita imani, dan amini. Biarkan kesedihan itu hinggap sebentar dihati, tapi janga biarkan ia berlama lama disana. Kembalilah melihat keindahan dan kenikmatan kecil yang dapat anda syukuri.

Rasakan apapun yang anda lalui, karena hidup ini cuma perjalanan saja. Dan bagaimana kita memilih cara kita memandang hidup ini, adalah hak kita sendiri. Cobalah menikmati kesederhanaan keindahan itu dan menjalani dengan penuh rasa. Nikmati kehidupan ini.

* Dari tulisan lama, yang saya unggah lagi untuk suasana Jumat Agung dan Paskah ini. Marilah mensyukuri apa yang kita alami, menikmati hal2 sederhana dalam kehidupan kita.

Salam Sukses untuk Anda.

andi riawan krisdianto

Memahami Audience

Pada akhir-akhir ini saya sering memberikan seminar. Entah itu merupakan seminar publik ataupun internal di sebuah perusahaan. Biasanya seminar internal itu untuk memotivasi karyawan, atau ada kegiatan tahunan perusahaan, perayaan penjualan tahunan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Saya bisa bicara sendiri atau bersama dengan pembiacara lainnya.

Satu hal yang saya serap dan sadari dari kegiatan berseminar itu adalah kita berbicara itu harus tahu pendengar kita atau siapa yang mendengarkan kita. Kita harus tahu latar belakang mereka. Apakah mereka itu karyawan baru, para salesman, atau sales executive yang hebat. Ini kita semua harus tahu. Jadi yang pertama adalah mengetahui siapa dan latar belakang pendengarnya.

Kedua, adalah kita harus tahu keinginan mereka. Apa sebetulnya yang mereka inginkan dan pengundang inginkan. Kita harus menyerap semua hal arahan mereka. Termasuk detil-detil apa yang diinginkan dalam seminar atau diskusi itu.

Yang berikutnya, ketiga, adalah mengetahui kira-kira reaksi mereka seperti apa kalau kita bercerita tentang suatu hal atau hal yang lain.

Yang keempat adalah penggunaan bahasa yang dipakai. Kita gunakan bahasa sesuai dengan keadaan mereka. Kalau untuk karyawan baru janganlah menggunakan bahasa manajemen yang sulit-sulit. Sebaliknya kalau untuk para manajer senior mungkin bahasa yang sulit-sulit itu justru yang mereka inginkan.

Yang kelima adalah memberikan contoh-contoh yang tepat. Kita harus sudah menyiapkan sebuah analogi yang tepat atau cerita-cerita yang sesuai untuk mereka. Tidak semua cerita bisa cocok untuk semua orang. Kadang kita harus memperbanyak cerita atau malah sebaliknya mengurangi cerita.

Yang terakhir, keenam, adalah menjawab pertanyaan apakah kita sudah 'connect' dengan mereka apa tidak. Yakni dengan cara menggunakan bahasa yang tepat, cerita yang sesuai, menyatukan hati, menyamakan frekuensi dengan para pendengar kita.

Hal ini tak hanya berguna kalau anda jadi pembicara yang berbicara di depan orang banyak, tapi juga berbicara dengan seseorang atau sekelompok orang, misal klien anda. Tetap ikuti dan terapkan 6 hal di atas.

Dengan mengetahui latar belakang pendengar, keinginan mereka sebenarnya, reaksi yang diinginkan, bahasa yang dipakai, contoh yang tepat dan menyatukan kita dengan mereka, akan membuat anda lebih sukses berkomunikasi dengan mereka.


andi riawan krisdianto

Selalu Ada luka

Selalu ada Luka dalam Kehidupan Orang Sukses.

Selalu ada luka, dalam kehidupan orang, sukses ataupun tidak sukses.

Orang Sukses adalah Orang yang Pernah Terluka.

Pemikiran ini lama ada dalam benak saya. Setelah melihat banyak kehidupan dan jalan hidup orang yang sukses, selalu saya lihat ada "luka" besar dalam kehidupannya.

Memang orang hidup tidak pernah semuanya enak, nikmat, dan lancar. Selalu ada saja yang tidak pas, yang tidak enak, dan yang menyesakkan. Dan untuk orang yang jadi sukses, hal ini,"luka" yang dalam, selalu ada yang cukup besar, dan membekas.

Luka ini dapat berupa kegagalan hingga bangkrut, dapat berupa kecelakaan kesehatan, dapat berupa hancurnya rumah tangga, dapat berupa anaknya yang tersesat, dapat berupa tertipunya oleh orang yang paling dipercaya, ataupun dapat pula berupa kekacauan kehidupan pribadinya.

Kesuksesan selalu punya harga yang harus dibayar. Oran yang super sibuk sukes, mulai dari Boss Microsoft Bill Gates, atau boss Apple SteveJobs, atau Boss CNN Ted Turner, atau Albert Enistein, atau siapapun itu, selalu punya "luka" yang jarang dapat diketahui orang luar. Orang luar hanya melihat "enak"nya saja.

Semua orang sukses terlihat enak, nyaman, kaya, baik, tanpa masalah. Itu tidak benar, orang sukses selalu mempunyai masalah dalam hidupnya. Apapun bentuk masalahnya.

Kalau anda mengalami hal yang tidak enak, ada luka dalam hidup anda, itu adalah sebuah hal biasa yang harus anda hadapi dengat tegar tapi bukan sesuatu yang perlu anda ratapi terus menerus.

Dalam kehidupan ber keluarga, juga selalu ada saja problem nya, dari urusan cinta, atau selingkuh suami istri, atau mertua yang tidak cocok, atau family yang selalu minta tolong dan merepotkan, atau tidak bisa punya anak, atau keuangan yang sulit, atau kesehatan, selalu ada bahan ketidak cocokan yang menyesakkan. Sakit, keuangan, pekerjaan, serta beban hidup lainnya, dan sepertinya tidak ada habisnya.

Tapi kalau kita mau memahami, bahwa inilah hidup, inilah kenyataan, yang perlu kita hadapi dan jalani. Maka semuanya akan dapat kita hadapi, betapapun tidak enaknya.

Orang yang sukses, selalu punya luka yang dalam. Orang yang tidak suksespun juga punya luka dalam hidupnya. Semua orang selalu punya luka, besar atau kecil, dan apakah sudah tersembuhkan atau belum.

Kesadaran ini yang akan menguatkan kita menghadapi kesulitan dan membuat kita menjadi lebih "kuat" dalam kehidupan kita. Semoga ini menyadarkan dan menguatkan kehidupan anda.

Sukses untuk kita semua, walaupun telah terluka.


Salam.


andi riawan krisdianto

Fungsi : Evolusi Kehidupan

Fungsi.

Segala yang hilang fungsinya, menjadi seni dan hobi.

Kemarin di jalan saya melihat seorang lelaki yang terlalu kekar, besar, berotot luar biasa, jadi ingat filem â€Å“300”. Dijaman dulu, berperang adalah kegiatan yang sangat penting, dan orang dinilai berdasarkan kemampuannya pergi ke medan perang, setelah jaman berubah dan perang hanyalah dengan menekan tombol nuklir dan pesawat tempur, maka menjadi kekar kehilangan nilai berharganya. Jaman ini menjadi kekar adalah sebuah hobi dan sebuah seni bina raga. Seni bela diri yang dulu dipakai untuk bertarung dan berperang, sekarang dengan adanya pistol, menjadi sebuah seni bela diri juga. Lempar lembing, panahan, sekarang telah menjadi seni olah raga juga.

Seratus tahun lalu kita membaca dimalam hari dengan menggunakan lilin. Lilin adalah alat penerangan untuk membaca atau bekerja di ruangan saat malam hari. Setelah ada lampu, lilin menjadi perangkat untuk makan malam romantis, atau untuk acara doa dan ritual.

Kuda dan dokarnya, dulu adalah alat pengangkutan. Setelah ada kereta api, mobil, pesawat terbang, kuda adalah barang â€Å“seni”, dan andong dokar jadi kemewahan wisata. Kadang2 sih masih ada ditempat tertentu yang masih berfungsi sebagai alat transportasi sehari hari juga.

Lukisan dulu dipakai untuk melestarikan wajah orang kaya dan bangsawan di Eropa, kemewahan besar untuk dikenang orang. Dengan adanya fotografi, sekarang jadi barang seni untuk kolektor, barang dagangan di galeri, dan penghias ruangan. Dengan majunya digital photography, filem dan cetakan foto juga mulai menjadi â€Å“barang antik” juga.

Menulis surat, yang dijaman saya muda dulu (ahhh, pengakuan sudah tua!), adalah kebiasaan yang rutin. Sekarang sudah menjadi aneh menerima kartu natal, lebaran dan ulang tahun (sudah lama sekali tidak lagi berkirim surat dan kartu!). Apa guna perangko, mesin ketik, dan kartu?

Masih ingat filem: The 6th Day (Arnold Schwarzeneger), dan Demolition Man (Sylvester Stallone)? Teknologi cloning, dengan suksesnya beri2 yang di clone dengan sukses dua belas tahun lalu, membuat kita bertanya, apakah kloning manusia belum terjadi atau sudah, kita belum tahu. Suatu saat, ketika kita sudah bisa dengan mudah bisa meng-clone manusia, mungkin bentuk kehidupan akan berubah lagi dengan drastis.

Jaman berubah, waktu merubah segalanya. Evolusi kehidupan, salam perubahan.

Sekedar pemikiran,


andi riawan krisdianto

Happiness is the Absolute Goal : Perjalanan Seminar.....

Happiness is the Absolute Goal : Perjalanan Seminar bersama Pak Joger

Mitra bisnis, hari ini business wisdom ingin bercerita tentang teman saya. Suatu hari saya seharian berseminar bersama, esoknya makan siang bersama dan saya menikmati selama dua hari itu. Beliau adalah Joseph Theodorus Wulianadi. Sehari-hari dia lebih akrab dipanggil Pak Joger atau Mr Joger.

=============

Namanya cukup panjang, namun singkatnya adalah Pak Joger. Kalau Anda pernah ke Bali, Anda pasti tahu tempat yang sangat menarik dengan kaos atau t-shirt yang tulisannya lucu-lucu. Itu adalah hasil karya besar Pak Joger. Dia hanya ingin dipanggil Joger saja.

Kalau ketemu dengannya, salam yang diucapkan selalu "Good morning selamat pagi" meski malam sekalipun. Beberapa wisdom yang ingin saya sharing dengan Anda adalah entrepreneur adalah orang yang merdeka. Entrepreneur tidak lebih dari sekedar sekumpulan penipu, yang menipu masyarakat secara baik-baik, legaldan menyenangkan.

Namun yang ditipu merasa tidak ditipu, bahkan sebaliknya merasa senang, puas dan bahagia.

Ini adalah kata-kata yang dibolak-balik dan lucu tetapi mempunyai kebenarnan sekali. Dia bilang sebuah kata yang paling bagus saat ini, "Lebih baik kita punya sedikit tapi cukup daripada kita punya banyak tapi kurang."

Kalau dilihat memang sederhana. Tetapi kalimat itu mempunyai makna yang dalam. Janganlah Anda menjadi greedy, tamak atau selalu tidak puas terhadap apa yang diterima. Dia jalani sebuah kehidupan dengan kesenangan dan kenikmatan hidup.

Kalau di seminar, dia selalu bilang, "Pak Santoso, saya ini selalu menyesatkan orang-orang untuk kembali ke jalan yang benar." Ada banyak paradoks atau pun lelucon kalau dilihat

dari kesederhanaannya atau pun guyonannya. Tetapi cobalah Anda pikirkan. Ada banyak kebenar-kebenaran yang ada di situ.

Pak Joger adalah sosok yang lucu dalam kehidupannya sehari -hari. Dari cara berbicara, pandangan hidup dan sebagainya. Tetapi yang membuat saya salut adalah sinkronisasi cara pandang hidupnya. Beliau jenis orang yang tidak munafik. Apa yang ia sampaikan juga ia

jalani dan geluti dalam kehidupannya. Ini adalah salah satu kunci sukses dalam melihat kehidupan kita. Pak Joger mempunyai pesan yang sangat sederhana. "Berusahalah dengan sekuat tenaga dan karsa untuk jadi pelopor atau yang pertama. Kalau yang pertama sudah

ada, cobalah jadi yang terbaik. Kalau yang pertama dan terbaik ternyata juga sudah ada, apalagi sudah banyak maka cukup jadilah yang terlain seperti saya. Menjadi lain itu baik dan bermanfaat. Karena itu adalah paradoks dalam kehidupan ini." Dia merubah konsep bisnisnya dari profit oriented menjadi happiness oriented. Hal ini sangat menarik.

Walaupun sederhana dan umum, tetapi hal tersebut mempunyai makna yang mendalam dalam kehidupan kita. Hal ini bisa disejajarkan dengan orang yang mamandang manajemen sebagai sebuah ilmu yang menarik. Saya ingin menutup business wisdom hari dengan tulisan Pak Joger sendiri yang cukup pendek namun menarik. "Sebagai orang yang sudah pernah miskin dan juga kaya, beranilah saya berkata bahwa kaya memang lebih enak daripada miskin. Tetapi kemudian muncul pertanyaan, apa sih kegunaan jadi orang kaya kalau ternyata hidup kita hampa dan tidak bahagia. Makanya marilah kita beramai-ramai berusaha, berdoa dan berkarya sebaik-baiknya agar hidup kita bukan hanya bermakna tetapi juga bahagia dan juga kaya."

Semoga bermanfaat



andi riawan krisdianto

Mencius :Kita adalah mahluk yang mudah tertular


Pindah tiga kali.

Mencius, Meng Tzu.

Ketika masih sangat kecil, Mencius tinggal di dekat pasar. Pasar penuh dengan penjual ikan, sayur, daging, kuli, pencopet. Setiap hari dia bermain di pasar, berteman dengan orang2 pasar dan bahkan belajar mencopet disana. Ibunya sangat sedih dan memutuskan pindah sekeluarga.

Di tempat barunya, dekat kuburan, dalam waktu yang tidak lama Muncius kecil segera belajar bermain kubur mengubur, membersihkan makam, sembahyang orang mati, dan berteman dengan para penjaga kuburan. Ibunya kembali sedih dan memutuskan pindah lagi.

Tempat terakhirnya dekat sekolahan. Disini Mencius melihat para murid belajar dengan tekun. Iapun ikut belajar membaca, dan berteman dengan para orang bijak. Mencius tumbuh besar menjadi salah satu filsuf hebat dalam sejarah China.

Ungkapan Meng-Mu-San-Shin, ibu Mencius pindah tiga kali, adalah ungkapan umum tentang upaya ibu Mencius untuk memberikan lingkungan terbaik untuk anaknya dengan pindah rumah tiga kali.

Dalam kehidupan sosial dan bisnis, lingkungan sangat mempengaruhi kita. Social proof, bukti sosial, mengajarkan bahwa kita akan bertindak mengikuti nilai nilai yang dianut oleh sekeliling kita. Kita mengukur kebenaran dan budaya dari siapa teman kita, dan bagaimana budaya yang ada di perusahaan kita. Kita belajar dari teman dan rekan kita.

Dalam mengejar kesuksesan, kita membutuhkan lingkungan sosial yang menunjang arah kehidupan kita. Kita adalah mahluk yang mudah tertular. Sukses ditentukan dimana â€Å“tempat” anda berada. Salam sukses untuk semua.

andi riawan krisdianto

Profesional, Pebisnis, dan 3L


Profesional, seperti: dosen, dokter (umum, gigi, psikiater, dan spesialis lainnya), notaris, arsitek, tenaga teknis, sampai akuntan, designer, programer, sampai manager dan direktur dan seterusnya, sering berpikir bahwa menjadi pebisnis adalah sesuatu yang enak karena bisa menghasilkan banyak uang dan menjadi kaya.

Menjadi Entrepreneur, kalau sukses, memang bisa membawa keuntungan dan uang yang banyak, tetapi kemungkinan untuk sukses kecil. Jauh lebih banyak yang gagal daripada yang sukses.

Kata orang, kalau dapat A di sekolah jadi dosen, B jadi profesional, dan yang C lah yang akan menjadi pebisnis sukses besar, karena berani mengambil resiko. Memang yang C ada yang sukses besar, tapi sadarkah bahwa yang sukses satu yang gagal mungkin lima puluh orang, yang semuanya juga dapat C?

Pebisnis punya peluang sukses, tetapi banyak sekali kemungkinan gagalnya, bahkan setelah sukses besar bisa saja tiba tiba gagal dan bangkrut, contohnya ada di mana mana. Sebaliknya profesional, secara umum jarang bisa “bangkrut”, karena ilmu dan kapabilitasnya menjadi jaminannya untuk dapat bekerja, dimanapun, dan bahkan pada saat bangkrut perusahaannya.

High Risk High Gain, Low Risk Low Gain. Resiko selalu berbanding lurus dengan pencapaian. Menjadi profesional secara umum lebih “low risk”, pebisnis lebih “high risk”. High risk dan “high failure rate” juga, apalagi pada saat krisis seperti ini.

Mengapa orang jadi profesional dan mengapa jadi pebisnis? Dan pekerjaan apa yang akan dipilih seseorang? Selalu karena 3 L: Lahir, Lingkungan dan Latih.

Lahir, ini adalah bakat dan minatnya, memang ada pada genetiknya. Terlihat akan minatnya yang besar akan sesuatu, dan lebih cepat paham pada satu hal, atau memang prilakunya yang cocok dengan sesuatu pekerjaan. Atau passion nya.

Lingkungan, keadaan sekelilingnya, orang tua, kakak, paman yang mempengaruhinya. Ketika seorang anak dirumah selalu diajak ngobrol soal “cuan”, cara menawar, “kulakan”, untung rugi dan resiko, maka tanpa sadar dia belajar jadi pebisnis.

Latih, pendidikan dan pembelajarannya, baik di kampus, ataupun dalam kehidupan bisnisnya. Banyak pebisnis meniru pekerjaan boss nya, atau karena pendidikan nya, atau karena ikut temannya. Pembelajaran membuat kita menjadi bisa.

Nah, untuk teman2 yang mau menentukan pilihan pekerjaan, pikirkan 3 L ini dan sesuaikan, baik apa yang cocok dengan anda, atau bahkan menciptakan lingkungan dan mengambil pelatihan yang mensukseskan anda. Apakah mau jadi profesional atau pebisnis, kembali kepada anda, bagaimana sikap anda ketika menghadapi resiko dan tantangan? Putuskan yang paling cocok dan pas untuk anda.

Salam sukses selalu.



andi riawan krisdianto

LUCK BOOSTER

How do you increase your Luck Factor?
Bagaimana mempertinggi faktor keberuntungan anda?

Sering kita merasa kurang beruntung, sementara melihat orang lain mempunyai keberuntungan yang lebih. Ada penelitian yang menunjukkan ternyata orang yang beruntung punya beberapa prilaku dan sikap hidup yang berbeda. Nah, inilah beberapa strategi yang dapat membuat anda menjadi lebih beruntung.

10 hal yang dapat dilakukan untuk mempertinggi keberuntungan anda:

1. Maksimalkan kesempatan anda. Dalam setiap kesempatan, cobalah berpikir hal apa yang bisa saya petik untuk kemajuan saya? Apa yang bisa saya pelajari dan manfaatkan? Selalu.
2. Gunakan intusisi anda untuk melihat dengan lebih jernih apa yang anda pilih.
3. Selalu berharap akan ada keberuntungan yang datang, dan selalu bersyukur.
4. Rubahlah kesialan anda menjadi kesempatan. Bila pesawat terbang anda ditunda 3 jam, gunakan untuk membaca hal berguna, berpikir tentang bisnis dengan tenang, atau mempersiapan rencana kerja.
5. Optimisme. Selalu bersikap optimis terhadap kehidupan ini.
6. Bersiaplah setiap saat. Selalu ada kesempatan baru yang datang, dan sukses adalah persiapan yang bertemu dengan kesempatan.
7. Berpikiran terbuka, bersedia mempertimbangkan hal hal yang berbeda dengan pendapat anda.
8. Selalu punya rasa keingintahuan, dan mau untuk menerima hal baru dan memahaminya.
9. Bernetwork dengan orang2 yang bukan dari lingkaran yang sama, teman2 yang berbeda akan menciptakan kesempatan dan cara berpikir yang baru.
10. Selalu lakukan sesuatu yang baru. Berani mengambil resiko dalam batas2nya, dan segeralah bertindak, bertindak, dan bertindak.

Setiap orang mempunyai keberuntungannya masing2, dan sepuluh hal diatas dapat memaksimalkan keberuntungan kita. Sukses akan menjadi lebih mudah bila keberuntungan berada dipihak kita. Salam sukses selalu, semoga keberuntungan anda bertambah !


andi riawan krisdianto

Narsisme, Egoisme dan Generasi Baru

Narsisme, Egoisme, dan Generasi Baru.

SF, 1 Juni 2009

Ada hasil riset baru yang agak berbeda, katanya, dalam jaman dimana anak kecil tidak pernah lagi dimarahi, tetapi selalu dipuji, bahkan untuk hal yang paling kecilpun, ternyata melahirkan melahirkan generasi haus pujian. Disekolah, dirumah, dikampus, selalu mengharapkan pujian.

Ketika mereka masuk dunia nyata, dan melihat kehidupan kerja dan masyarakat yang keras, dan mereka tidak lagi dipuji oleh orang sekeliling mereka, maka terasa sebuah ketidak nyamanan yang dalam. Ada kekecewaan dan rasa rendah diri, mereka menganggap dirinya tidak mampu, dan menjadi orang yang gagal dalam hidupnya. Padahal sebenarnya hanya biasa biasa saja, sebuah perjalanan hidup yang umum. Apalagi ketika ditegur dimarahi, langsung saja putus asa.

Pujian yang berlebihan juga membawa narsisme. Narsisme adalah kekaguman akan diri sendiri yang berlebihan, tanpa empati dan perhatian pada orang lain.

Facebook, bersama dengan teknologi lainnya, membuat hal ini menjadi berkembang. Ucapan Selamat Ulang tahun dari 83 orang, yang disebabkan karena teknologi yang memudahkan semua orang tahu tanggal lahir anda, membuat kita mulai merasa jadi orang penting. Seperti juga ada orang lewat depan kita dan tersenyum, kita merasa menjadi selebriti, merasa orang itu menghormati kita.

Teknologi membuat kita makin individualistik, dan narsis. Kita menjauhi orang yang tidak sesuai dengan pandangan kita, dan hanya berkumpul dengan orang yang mau memuji saja. Dijaman dulu, kalau anda tidak suka dengan teman anda, susah menggantinya, karena dia hidup dekat dengan anda, tapi dijaman ini tinggal klik klik klik, selesai.

Kenaikan taraf hidup masyarakat secara umum, juga melahirkan pemanjaan, anak ingin beli apa saja dituruti, terutama dengan sibuknya orang tua, yang menimbulkan rasa bersalah ortu terhadap anak, membuat apapun yang diminta sang anak, disetujui saja. Generasi narsis pun makin menjadi egois, tidak mau perduli kepentingan orang lain. Dunia ini dianggap berputar untuk dirinya sendiri, porosnya ada pada jiwa kerdilnya.

Pembelajaran apa yang bisa kita dapat, apa yang bisa kita lakukan?

1. Mendidik anak: Keseimbangan dalam mendidik anak menjadi penting, teknologi harus dibarengi dengan kearifan dan pembelajaran akan kehidupan.

2. Koreksi diri sendiri: Menyadari hal ini, baik untuk menyadarkan diri kita kembali; kembali ke dunia nyata yang lebih realistik, lebih menginjak bumi.

3. Marketing: Jaman baru penuh dengan egoisme dan narsisme, perlu personafikasi target market, harga bukan hal yang utama, pemuasan ego pelanggan akan menjadi kunci sukses marketing.

Bagaimana pendapat anda?


andi riawan krisdianto

Cacing dan Lemper

Anda dan saya mungkin sama2 suka makan lemper. Tapi bilamana kita sama2 pergi memancing ikan, apa yang akan kita pakai pada ujung kail kita? Lemper atau cacing? Pasti cacing, karena kita tahu bahwa ikan suka dengan cacing dan tidak mau makan lemper. Ini adalah kenyataan sederhana yang dipahami semua orang.

Persoalannya, banyak orang dalam kehidupan sehari hari lupa akan hal ini. Mulai dari saat kita menjual produk, memimpin anak buat, berdiskusi dengan partner, mengundang tamu, ataupun merayu pelanggan. Kita selalu memakai lemper dan sering melupakan cacing.

Suatu waktu ada mahasiswa menanyakan: “ Pak, kita mau mengundang Gubernur untuk kita ajak berdiskusi di kampus tapi beliau selalu tidak mau hadir, bagaimana ya caranya mengundang supaya beliau mau?”

Undangan kampus untuk berdialog adalah “lemper”, mahasiswa suka, Gubernur tidak. Solusi cacing nya adalah, membuat surat: “ Bapak Gubernur yang baik, kami telah melakukan riset di 7 daerah selama setahun ini, tentang Gubernur yang memenangkan pemilihan umum berikutnya, dan selalu ada 5 kunci sukses. Kami ingin mempresentasikan sambil berdiskusi dengan bapak di kampus.“ Kemungkinan besar beliau akan mau datang, karena ikan suka dengan cacing, dan memenangkan pemilu adalah cacing yang menarik.

Mengundang saya makan siang sambil berdiskusi tentang bisnis anda, mungkin tidak menarik buat saya. Tapi mengundang dengan mengatakan bahwa anda telah mempunyai penawaran dari 10 pembicara terbaik Indonesia, dan punya brosur, jadwal, dan materi mereka, untuk perbandingan, akan membuat saya tertarik. Saya yang akan mengundang anda makan siang.

Mengajak diskusi seorang wanita cantik (maaf ini hanya umumnya, ya, hahaha selalu ada perkecualian) tentang politik, ekonomi, dan matematika, mungkin akan menjemukan. Menawarkan puisi, rahasia kecantikan, toko baju terbaru, informasi tempat tas Gucci dan Louis Vuitton asli dengan diskon 70%, akan menarik minat mereka. Seperti juga botox, spa, pemutih kulit, pelangsing tanpa efek samping, akan membuat diskusi anda menjadi hidup.

Salesman, Entrepreneur, Bisnisman, Dosen, dan setiap orang yang ingin maju, perlu belajar tentang cacing. Pemahaman akan ikan, membuat kita tahu cacing adalah yang diinginkannya. Pemahaman akan pelanggan anda, partner bisnis anda, kekasih anda, teman anda, anak buah anda, dan boss anda, akan memberikan pencerahan tetang apa yang mereka inginkan, apa yang menjadi mimpi mereka, apa yang ada dalam keinginan bawah sadar mereka.

Hal sederhana ini diharapkan dapat membuat pencerahan yang berguna ketika anda berbisnis atau berkomunikasi dan berhubungan dengan siapapun.


andi riawan krisdianto

Bir dan Uang.


Ada riset menarik yang dilakukan di Berkeley. Di asrama mahasiswa setiap gedung setiap lantai selalu ada kulkas yang bisa dipakai oleh semua mahasiswa, kulkas umum.

Periset menaruh 12 kaleng bir di beberapa kulkas. Ternyata dalam waktu 2 hari, hampir semua bir itu hilang habis diambil mahasiswa. Mereka mengambil bir yang bukan miliknya, dan tidak tau milik siapa. Di semua lokasi hampir selalu ludes habis.

Di kulkas yang sama, pada waktu yang berbeda, ditaruh uang kecil2, 1 dan 5 dollar-an, sejumlah 20 sampai 30 USD. Dilipat dijepit bibawah makanan atau barang tapi tetap terlihat, seolah2 milik orang yang ditaruh disana. Dibiarkan dalam 2 hari, ternyata uang itu tidak di”curi” mahasiswa dan tetap ada disana.

Hal ini menarik, karena mengambil satu kaleng bir, nilainya sama dengan 1 atau 2 dollar, tetapi mahasiswa merasa “normal2 saja” mengambil bir, tetapi tidak kalau mengambil uang. Mengambil uang adalah mencuri, mengambil bir adalah berbagi rejeki.

The power of context. Sesuatu yang sama akan “terasa” berbeda bila berada dalam bentuk yang lain.

Ada lagi riset tentang tiket dan uang. Kalau anda punya uang 500.000 rupiah, mau pergi menonton bioskop malam itu, ternyata dijalan uang anda jatuh hilang 50.000 rupiah, sehingga sisa 450.000, apakah anda akan tetap menonton malam itu? 95 persen bilang akan tetap menonton.

Sebaiknya kalau paginya anda telah beli tiket 50.000 rupiah, disaku anda masih ada 450.000 rupiah, dan sorenya tiket itu hilang, apakah tetap akan beli tiket lagi malam itu dan menonton? Nah ternyata 50% lebih orang akan membatalkan dan tidak jadi menonton. Padahal dalam kedua hal itu yang hilang adalah “sama”.

Dalam kehidupan bisnis, mencuri uang perusahaan dan korupsi sangat dianggap “hina”, tetapi datang terlambat kekantor (korupsi waktu), menaikkan laporan beaya perjalanan (mencuri uang), dianggap sangat lumrah dan biasa.

Hal ini juga dipakai untuk menjelaskan kejahatan kerah putih, dimana kalau sekedar merubah data perusahaan, kan tidak se “hina” mencopet atau mencuri atau merampok uang perusahaan?

The power of context. Memahami bahwa sesuatu hal akan menjadi lain kalau dikemas dan ditaruh dalam perspektip yang berbeda. Ini berguna untuk komunikasi dan hubungan bisnis dan kehidupan sosial.

Menghadiahkan sebuah TV Flatscreen 52 inch (hadiah) tidak sama dengan memberi uang (menyogok). Mengajak makan siang, memberi tiket pesawat, mentraktir ke luar negeri untuk rapat simposium, mengunjungi pabrik di Eropa, dan seterusnya, adalah format “pemberian” yang dihaluskan konteks nya.

Memberi hadiah Montblanc special edition ke calon mertua, atau dosen anda, kan bukan "menyogok"?

Saya ingat almarhum nenek dirumah dulu, kalau ada sebuah semangka utuh di kulkas, sering tidak ada yang mau makan, kalau dipotong2 kecil2 dan ditaruh di piring terbuka, ternyata dimakan sedikit sedikit sini sana, habis juga degan cepat.

Dan saya ingat juga kata2 menarik: “ Jumlah orang yang akan datang pada pemakaman anda nanti, sangat tergantung dari…… cuaca hari itu, apakah terang atau hujan. “


andi riawan krisdianto

Khawatir

Setiap orang pasti pernah merasa khawatir, khawatir yang dibawa terus dalam saat-saat yang kurang tepat.

Ada sebuah tulisan menarik yang perlu dicermati. "Worry is like a rocking chair. It gives you something to do but doesn't get you anywhere".

============

Kekhawatiran itu seperti kita duduk pada kursi goyang. Kita akan goyang-goyang sambil melakukan sesuatu, tetapi kita tidak akan ke mana-mana. Artinya, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Kekawatiran itu selalu menjadi hal yang paling umum dan paling mendasar pada semua businessman. Kita selalu terpacu pada kekawatiran pada hari esok. Bagaimana kalau bisnis kita tidak jalan, bagaimana kalau bos akan marah dan berbagai kekhawatiran lainnya.

Yang paling penting sebenarnya adalah, kita bisa menyadari bahwa kekhawatiran itu tidak akan membawa hasil apa-apa. Anda khawatir selama lima tahun pun hasilnya tidak akan ada sama sekali. Kekhawatiran akan membawa kita menjadi paralyze, kaku, tidak bisa berkata apa-apa, bingung dan tidak bisa melakukan tindakan apapun.

Itu adalah musuh utama dalam berbisnis atau melakukan tindakan. Kalau kita bisa memberhentikan kekhawatiran dan melupakan kekhawatiran itu di dalam otak kita, maka kita akan jauh lebih sempurna. Jauh lebih mampu menghasilkan yang lebih baik.

Kita tidak bisa sekedar khawatir saja tanpa bisa melakukan apa-apa. Karena hal itu akan berbahaya pada bisnis kita. Kita harus realistis menyadari akan risiko dari tindakan kita. Tetapi yang paling penting adalah kita berhenti untuk khawatir, atau mengurangi kekhawatiran dan kita melakukan tindakan-tindakan positif. Kalau kita tidak melakukan tindakan positif, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Kalau kita melakukan tindakan positif, mungkin saja worry atau kekhawatiran Anda akan hilang. Tetapi setidak-tidaknya chance atau kesempatan untuk Anda sukses jauh lebih besar bila dibandingkan hanya khawatir saja dan tidak melakukan tindakan apapun.

Kekhawatiran ini sering membunuh kita, kreativitas kita, tindakan-tindakan kita dan membuat kita menjadi seorang yang apatis. Ini yang berbahaya dalam bisnis.

Kalau bisa kita mengurangi kekhawatiran kita dan mencoba untuk melakukan tindakan yang positif, maka setiap hari, setiap saat, setiap tindakan kita akan lebih tenang. Satu hal yang penting adalah mencoba berpikir, apa sih yang terbaik yang bisa dilakukan saat ini?

Dari pada Anda khawatir seperti duduk pada rocking chair dan terus menggoyang-goyangkan kursi tanpa tahu tujuannya mau kemana.

Alangkah baiknya bila kita salurkan kemampuan dan tindakan kita pada hal-hal yang jauh lebih posistif.

Salam,



andi riawan krisdianto

Rujak dan sukses.

Teori Rujak.

Rujak cingur yang enak di Surabaya, ada di jalan Atmajais, ada juga di Plasa Surabaya, atau di Embong Wungu, atau PTC, dan setiap orang punya kesukaannya sendiri sendiri.

Apa yang mebuat rujak menjadi enak? Sulit mendefinisikannya. Untuk bumbunya, petisnya kebanyakan malah memualkan, kacangnya harus pas, dan seterusnya. Sayuran nya harus enak, dan buahnya segar, tahunya harus juga baik menggorengnya, cingurnya jangan sampai berbau, dan kerupuknya juga penting.

Sesuatu hal kecil yang kurang, jadinya tidak lagi nikmat, kebanyakan sesuatu juga menjadi kurang enak. Harus “PAS”, harus dalam kwalitas dan kwantitas yang tepat.

Sukses juga seperti rujak, bagaimana menjadi sukses itu, menjadi hal yang sangat susah digambarkan. Pertanyaan yang tidak punya jawab pasti, seperti pertanyaan bagaimana membuat rujak yang enak?

Ada hal2 yang pasti, seperti buahnya harus segar, begitupun sukses, harus mau kerja keras. Tapi itu saja tidak cukup, masih banyak detail lain, semua harus pas.

Ada kata kunci penting: “Necessary but Not Sufficient.“ , “Hal itu penting, tapi itu saja tidak cukup.” Ini jadi sesuatu yang akan sering muncul dalam pencarian kita menuju sukses. Banyak elemen penting, banyak pula elemen tidak terduga.

Racikan rujak yang enak, butuh bahan yang baik, butuh ketepatan campuran bumbu. Butuh semuanya jadi “Pas”, begitupun racikan anda untuk menjadi “sukses”, ataupun “baghagia.”

Salam untuk anda.



andi riawan krisdianto

Percaya.


Dari cerita klasik China tentang seorang ibu yang dikabari bahwa anaknya adalah pembunuh.

Disebuah dusun dijaman lalu, sebelum ada mobil, telpon, ataupun facebook. Seorang anak lelaki berangkat ke luar kota bekerja, meninggalkan ibunya sendiri dirumah.

Besoknya ada sorang tetangga bilang kepada si ibu bahwa anaknya membunuh orang dikota lain. Tentu saja sang ibu tidak percaya sama sekali. Sorenya lagi ada seorang lain memberitahun anaknya membunuh orang karena pekerjaan dikota lain itu. Sang ibu terdiam dan masih tidah percaya. Malam itu tidurnya menjadi tidak enak.

Esoknya lagi, pagi2 sudah ada seorang tetangga bilang anaknya membunuh orang. Dan sang ibupun mulai ragu2 akan hal ini. Ketika orang keempat mengatakan hal yang sama, sang ibu yakin benar anaknya telah membunuh orang, dan dia sedih sekali.

Besoknya lagi, anaknya pulang kerumah, dan sang ibu dengan bingung menanyakan hal itu. Anaknya tertawa dan menjawab bahwa mana mungkin dia mau membuhuh orang, kenapa ibunya tidak percaya padanya. Memang ada pembuhuhan, tapi dia tidak terlibat, pembunuh itu kebetulan punya nama yang mirip dengan dia.


Seorang yang sangat yakinpun, pelahan lahan akan mulai meragukan keyakinannya bilamana semua orang meyakini hal lain. Kekuatan pengulangan dalam marketing juga menjadi senjata merubah orang yang ragu menjadi percaya. Butuh waktu dan pengulangan untuk merubah kepercayaan seseorang akan sebuah hal. Kita dapat memanfaatkan ini untuk bisnis, dan harus pula berhati2 ketika mau percaya akan sesuatu, karena pengulangan berita.

Salam sukses untuk Anda.



andi riawan krisdianto

Berani berkata Tidak.

Ada satu hal yang sangat penting dalam kehidupan berbisnis atau dalam kehidupan apapun yang kita jalani. Kita harus berani berkata TIDAK.

Saya sering sekali memberikan saran pada teman yang super sibuk. Pekerjaannya menumpuk banyak sekali. Dan dia tanya pada saya, "Pak San, anda mengurus begitu banyak perusahaan, juga melakukan begitu banyak pekerjaan. Mulai dari membuat business wisdom radio PAS FM, mengisi seminar, berbisnis sampai memimpin beberapa perusahaan. Bagaimana rahasia anda memanage waktu?"

Jawaban saya sederhana, "Lakukan apa yang perlu anda lakukan dan tinggalkan apa yang tidak perlu." Orang sering melupakan untuk memutuskan tidak melakukan sesuatu. Kita kadang hanya menekankan apa yang perlu dilakukan. Tapi sering melalaikan untuk mengingat atau tahu apa yang tidak perlu kita lakukan.

Anda seharusnya menanyakan apakah list pekerjaan yang direncanakan; 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 harus dilakukan sesegera mungkin dan sekarang juga, agenda penuh dengan list dari atas sampai bawah. Apakah sempat? Yang perlu anda lihat pada pekerjaan2 itu adalah:

Pertama, apakah pekerjaan yang akan dilakukan menambah nilai untuk kehidupan kita baik kehidupan sosial atau kehidupan bisnis kita dalam jangka panjang.

Kedua, apakah pekerjaan itu akan membimbing kita mencapai tujuan bisnis dan hidup kita sebenarnya.

Ketiga, apakah pekerjaan itu sudah efektif dan efisien untuk kita kerjakan.

Keempat, apakah pekerjaan itu akan mempengaruhi atau memperbaiki hubungan kita dengan klien kita, brand kita, pelanggan kita ataupun orang-orang yang penting dalam kehidupan kita.

Yang kelima, apakah pekerjaan itu akan membuat kita menjadi lebih pandai, lebih cerdas, lebih mampu, lebih punya kapabilitas baru yang penting dalam hidup ini, atau lebih mengembangkan jaringan kunci kita.

Bila semua parameter di atas sering jawabannya tidak, bahkan tidak mempunyai nilai yang signifikan apapun dalam kehidupan kita, maka hal yang terbaik adalah mengatakan tidak.

Pekerjaan yang harus kita pilih adalah yang tidak dapat kita hindari, yang mengasilkan terbanyak dan yang merupakan kekuatan inti kita. Semua hal yang bisa di delegasikan, lebih baik dikerjakan orang lain saja, kita coba fokus pada beberapa hal saja yang penting. Tidak perlu 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Mungkin kita hanya harus melakukan 1, 5, 7, saja. Dan melakukannya dengan sebaik baiknya.




andi riawan krisdianto

Jumlah Kesibukan Tak Sama dengan Hasil

Untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses, anda harus memahami membedakan beberapa hal, yakni usaha dan hasil. Anda harus dapat membedakan kesibukan dengan hasil atau kegiatan dibanding pencapaian.

Anda mungkin saja merasa pekerjaannya banyak. Sibuk sekali. Anda sudah melakukan apa yang sudah di-list; 1, 2, 3, 4, 5, 6. Tapi apakah anda sudah memonitor hasilnya?

Dulu ketika anda SMA diajari tentang teori-teori fisika. Diantaranya teori ini. Work (hasil) adalah force (usaha) dikalikan dengan distance (jarak). Hasil usaha adalah banyakanya usaha dikalikan dengan jarak yang ditempuh.

Ini teori kuno yang saya pikir masih berlaku di kehidupan bisnis kita sekarang. Jadi betapapun kita berusaha keras mendorong gedung, katakanlah ada 100 orang, tapi gedung tetap tidak berpindah. Jadi hasil pekerjaan kita adalah nol besar.

Kita harus belajardari pengalaman kita. Apakah yang kita lakukan selama ini membawa hasil maksimal. Apa yang kita lakukan saat ini memberikan hasil yang positif buat pekerjaan kita. Kita harus menanyakan pada orang lain. Kita harus belajar pada orang lain, bagaimana orang lain melakukan upaya apa untuk memberikan hasil maksimal seperti yang sudah kita lakukan.

Apakah kita sudah selalu mengecek pekerjaan atau kesibukan kita. Apakah semua itu sudah memberi hasil yang positif? Kalau belum, mungkin sudah waktunya melakukan evaluasi kembali. Apakah strategi kita dalam bertindak salah. Atau apakah cara kita salah? Atau apakah kita memang tidak cocok dengan kegiatan tersebut.

Kita pasti mempunyai kelebihan. Pada saat mempunyai kelebihan itu kita lakukan hal yang terbaik pula. Kita harus bisa membedakan aktivitas dan pencapaian kita. Kesibukan dan pada hasil. Karena tidak selalu sama. Orang yang sibuk kadang-kadang tidak menghasilkan apa-apa. Sebaliknya orang yang kerjanya ringan, sederhana dan menikmati mungkin malah memberikan hasil yang sangat besar dalam kehidupan bisnisnya.

Cobalah menghitung ulang, apakah aktivitas anda sudah sebanding dengan hasil yang dicapai. Karena pada akhirnya dihitung bukan jumlah kesibukan kita, tapi hasil yang di capai.

andi riawan krisdianto

Action, action, action

Ada sebuah buku menarik yang berjudul, "Execution, The Discipline of Getting Things Done". Buku ini mengulas tentang pentingnya strategi dalam berbisnis. Tetapi yang lebih penting dan sering dilupakan orang adalah bagaimana meng-eksekusi strategi itu dan menerjemahkan ke dalam tindakan-tindakan yang berguna untuk perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Kita sering terpatok pada sistem pemikiran bahwa strategi itu penting; ide dasar dari sebuah strategi itu juga penting. Tetapi pada akhirnya yang menjadi kunci dan membuat bisnis itu sukses atau gagal adalah bagaimana kita mengeksekusi strategi dan rencana-rencana kita.

Buku ini menarik sekali. Dia menggambarkan bahwa pada tahun 2000, ada 20% dari 100 perusahaan top dunia (diambil dari Fortune 100) CEO-nya diberhentikan atau dipecat atau diminta mengundurkan diri sebelum waktunya. Kenapa? Ternyata para CEO itu kurang dapat melakukan eksekusi terhadap strategi yang telah digambarkan.

Orang selalu berpikir tentang model bisnis yang bagus, strategi bagaimana untuk menjadi sukses, teknik-teknik apa yang harus dilakukan untuk mencapai sukses luar biasa. Mereka mempunyai otak-otak yang cemerlang, jenius, pintar, MBA dari university-university top, diakui mempunyai IQ tinggi, dan kejelian melihat pasar. Tetapi sering terjadi kegagalan. Kenapa? Ternyata Mereka tidak realistis. Mereka tidak melihat eksekusi sebagai strategi yang terbaik. Dengan kata lain, mereka tidak menjalankan strateginya dengan cara yang baik.

Kita pun dalam sehari-hari sering mempunyai pikiran yang baik. Apa yang kita pikirkan sering sudah benar dan tepat dan strategi kita OK. Strategi-strategi kita memang sudah benar, tetapi eksekusi yang kita jalankan atau tindakan yang kita jalankan sering belum cukup bagus dalam menjalankan “getting things done”. Dalam arti membuat pekerjaan itu selesai atau finish. Hal ini sering kita lupakan, tidak cukup memberi semangat, perhatian, kelakuan atau pun tindakan untuk mencapai eksekusi itu.

Secara singkat, eksekusi dilain pihak juga mempunyai makna dalam memilih orang yang bisa melakukan tindakan yang baik, menentukan strategi, me-review hasil strategi itu, menjalankan kegiatan operasional sehari-hari dengan cara yang tepat, mengawasi dan bertindak dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu diharapkan bisa menghasilkan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan strategi yang hanya sebuah mimpi tanpa tindakan apapun.

Semoga bermanfaat dan mengilhami Anda untuk mampu bertindak segera dan lebih baik lagi.



andi riawan krisdianto

Otak Manusia

Ada sebuah processor yang luar biasa, mahadaya, yang dimiliki setiap orang. Processor ini mampu mengolah berbagai informasi dalam hitungan nanosecond atau sepersekiannya-sepersekian detik. Processor ini mampu mengolah tampilan data, mengenali voice command, dan memberikan output dalam bentuk verbal, 2D, atau 3D sesuai dengan command yang diberikan. Bukan hanya serbaguna, processor ini juga self learning, self updating dan selama power supply nya tidak terputus, ia bisa terus diinstalkan program baru dengan kapasitas tidak terbatas. Rata-rata daya guna optimum processor ini juga cukup lama, mencapai 70 - 90 tahun, bahkan jika dirawat dengan baik, bisa juga bertahan lebih lama.


Perkenalkan processor terhebat yang didesain khusus oleh sang pencipta yang disebut: OTAK. Otak yang merupakan pemberian cuma-cuma dari sang pencipta ini sebenarnya memiliki potensi luar biasa yang bila kita manfaatkan dengan maksimal, akan memberikan output karya–karya maha besar yang luar biasa. Lihat saja Piramida Mesir karya para Firaun, Lukisan Monalisa-nya Leonardo da Vinci, Novel Harry Potter karya J.K. Rowling, Kerajaan Real Estate Donald Trump, sampai iPod dan iPhone buah pikiran CEO Apple, Steve Jobs.

Apa perbedaan antara otak anda dengan otak para tokoh diatas? Sel – sel otak yang bergerak di kepala kita ini tidak berbeda sama sekali dengan mereka yang menciptakan sejarah dunia. Hasil pemikiran dan imajinasi mereka tidak hanya mengukirkan nama besar mereka bagi dunia, tapi juga mendatangkan kekayaan dan kelimpahan yang luar biasa.

Kita pada dasarnya memiliki potensi yang sama besarnya dengan mereka yang sering disebut ’para genius’ atau ’konglomerat kelas dunia’ tersebut. Hanya saja terkadang kita lalai untuk terus menggali dan mempertajam potensi kita. Kita menjadi lelah dan malas untuk ’mengistall’ program-program baru yang akan meng up-grade processor kita lewat belajar. Kita malas mempelajari fungsi baru yang muncul karena terbiasa dengan software versi lama, hingga cara berpikir kita tertinggal dari mereka. Padahal, alangkah dahsyatnya karya yang bisa kita hasilkan seandainya kita mau terus mengembangkan kemampuan otak anda, karena orang lain telah membuktikan kemampuan otak ini berulang-ulang kali dengan kesuksesan mereka.

Apakah anda sudah cukup meng up-grade processor anda, atau anda sekedar tidak mau? Riset menunjukkan betapa kurangnya kita memakai otak kita, selalu under-utilized, dan tidak dipakai secara optimal, seperti processor Intel core 2 quad processor dipakai hanya untuk program Wordstar, atau main Solitaire. Cobalah untuk terus mengasah otak, dan rasakan manfaatnya dalam hidup anda. Segera lakukan! mau? Otak kita kan bukan otak-otak. Salam Otak.



andi riawan krisdianto

Terhukum oleh keabadian.

Adam melihat kertas usang yang sudah berumur 400 tahun, dimana dia menemukan campuran kimia ajaib yang bisa membuat dia tidak bisa menjadi tua dan mati, campuran kimia keabadian. Adam sudah menikmati hidup abadi, dia tampak berumur 30 tahun, tampan, dan abadi. Sudah 400 tahun demikian.

Dulu, dia berupaya mati2an mencari obat keabadian, dan ketika berhasil begitu senang dan merasa akan menjadi manusia bahagia paling sempurna. 50 tahun pertama dia menikmati dirinya, menjadi muda abadi. Lewat 75 tahun semua temannya sudah meniggal, begitu juga family dan orang2 yang dikenalnya. Lewat 100 tahun bosan lah Adam, menikah 15 kali dan mencoba semua model wanita, tidak ada lagi kenikmatan yang bisa dirasakan. Makanan enak, tempat manapun didunia, pacar model apapun, sudah tidak lagi menarik baginya, bosan, bosan, bosan.

Lewat 200 tahun, dia tidak sanggup lagi meneruskan hidupnya, tapi, dia tidak tau bagaimana caranya bisa mati, apapun yang dilakukannya dia tetap hidup. Sampai 250 tahun, Adam tidak tahan lagi, dan mulai mencari campuran kimia untuk membuat dia bisa meninggal. Dan butuh 150 tahun untuk menemukan cara untuk membuat dia bisa meninggal.

Sekarang, ditangan nya ada rumus bahan kimia untuk membuat hidup menjadi abadi, semua manusia di bumi ingin memiliki nya. Adam berpikir berpikir dan berpikir, akhirnya dengan palahan dimasukkanlah kertas itu kedalam api unggun, dan hilanglah catatan rahasia keabadian. Adam tersenyum puas, dan pelahan ia pun meninggal dengan damainya.

Salam hidup, yang tidak abadi.

andi riawan krisdianto

Kedai Kopi Moonbuck

Moonbucks adalah sebuah kedai kopi yang laris di London.

John sudah 3 tahun hampir setiap hari minum kopi disana, kopinya enak, dan harganya murah. Capucino yang lezat hanya 1 pound sementara di tempat lain 2 pound. Dia sangat menyukai pemiliknya yang baik hati, dan diapun bersahabat dengannya.

Suatu hari, John ngobrol dan menanyakan rahasia suksesnya kedai itu.

Sang pemilik berkata: “ Sebenarnya ini rahasia ya, saya ceritakan ke anda karena anda sahabat saya. Saya memakai tenaga kerja ilegal dari Afrika. Dan karena beaya saya murah, saya bisa jual kopi dengan harga yang sangat murah pula. Saya Cuma untung sedikit sekali, tapi karena ramai, kita bisa bertahan dan untung juga.”

John menghirup capucino nya sambil menahan marah. Dia janji tidak akan minum disini lagi.

“Ada 9 pekerja Afrika yang memang tidak punya ijin kerja, daripada mereka akan jadi pengemis, gembel, atau penjahat. Saya beri tempat tinggal, makan dan sedikit uang. Sebenarnya pemerintah mungkin juga tahu, tapi daripada menjadi masalah, mereka tutup mata. Toh tidak ada yang dirugikan. Tapi saya tetap harus hati2 karena bisa saja saya ditangkap polisi, bagaimanapun ini salah secara hukum.”

“Orang2 ini tidak mungkin bisa dikembalikan ke Afrika, sudah terlalu lama disini, dan tidak pula bisa diterima sebagai warga negara karena alasan politik. Siapa yang mengurus mereka? Kasihan sekali.”

“Semua pekerja sangat berterimakasih, pelangganpun mendapat keuntungan dapat minum kopi dan makanan dengan harga murah, saya hanya dapat sedikit keuntungan saja, tapi berbahagia karena bisa membahagiakan orang banyak. ”

John terdiam tanpa berkata apapun, dia berjalan meninggalkan pemilik kedai dan berangkat kerja dengan berbagai pikiran yang membingungkannya.


andi riawan krisdianto

Kartu Kredit.

Manusia terlalu percaya akan dirinya bahwa dia akan dapat rasional dalam mengambil keputusan. Padahal kenyataannya tidak. Sebagai contoh, sering saya melihat teman yang pemakaian kartu kreditnya berlebihan. Kalau ditanya, mereka sudah mengontrolnya dan merasa memakai sedikit saja. Padahal kenyataannya tagihannya jauh melebihi dari dugaannya.

Mengapa ? Karena menggunakan kartu kredit tidak terasa beda membayar 70.000 atau 700.000 atau 2.700.000. Rasanya sama. Tinggal tanda tangan saja. Makan 40.000 tanda tangan, selesai. Beli barang 3.000.000 tanda tangan, selesai juga. Rasa meneken tanda tangan ini sama. Semua pakai kertas kecil yang tidak ada bedanya antara 70.000 atau 700.000.

Anda tidak merasa berat untuk mengeluarkan uang. Bandingkan kalau anda membayar dengan uang seperti biasanya. Beli 40.000 anda akan mengeluarkan 4 lembar 10.000-an. Bahkan kalau membayar 2.000.000, harus 2 tumpuk uang sejutaan. Ini akan terasa beda bayarnya karena kelihatan banyaknya lembar uang yang dikeluarkan.

Manusia terlalu mempercayai otak kanannya. "Oh ya, saya ingat kok. Kemarin belanja ini 1 juta. Lalu yang itu 1 juta," kata dia. Tapi dia tidak merasa lagi berapa total keseluruhannya. Karena itu kalau anda lihat kenapa semua bank mengobral kartu kredit dan pemakaiannya. Anda saksikan iklan-iklan yang berisi pembelian dengan bunga 0%, diskon ini-itu atau buy 1 get 2 dan sebagainya. Juga ada iming-iming gratis iuran tahunan pertama, padahal orang lupa memperhatikan masa kartu kreditnya. Ingatnya ketika sudah ditagih. Maka mereka menunggu setahun lagi untuk membatalkannya. Tahun depannya juga ingat setelah telat sebulan dan diteruskan sampai terus-menerus. Sehingga banyak orang punya 5 kartu kredit serta selalu lupa membatalkan ketika tagihan iuran tahunannya sudah berjalan. Para bank yang mengeluarkan kartu kredit ini tahu bahwa anda sering lupa. Manusia terlalu percaya akan ingatannya.

Contoh lain, keanggotan fitness centre sebuah hotel berbintang untuk berolah raga. 1 tahun bayar 3 juta atau bulanan bayar 250 ribu. Kalau kasus seperti ini, sebaiknya anda bayar bulanan, meski harus 300 ribu sekalipun. Mengapa ? Kalau bayar sebulan sekali, anda menjadi sadar telah membayar sehingga harus berolah raga. Tapi kalau bayar tahunan, anda baru ingat ketika baru membayar atau adanya tagihan tahun depan. Sehingga di tengah-tengah tahun, anda tidak memanfaatkan fasilitas ini untuk berolah raga.

'Power of context', atau "kekuatan keadaan", membuat kita tidak logis dan rasional, karena kita terpengaruh oleh keadaan sekeliling kita dalam mengambil keputusan . Dunia bisnis sering memanfaatkan ini untuk membuat anda lebih banyak membeli barang, andapun harus lebih jernih melihat ini dan mengantisipasi keadaan.


andi riawan krisdianto

Dokter Masalah Keuangan & Kehidupan Anda

Dokter Masalah Keuangan & Kehidupan Anda
Silahkan Transfer Biaya Konsultasi Sebagai Donasi Pengembangan Dr. Solusi

Semangat Baru KITA HARUS BERUBAH, KITA BISA

Semangat Baru KITA HARUS BERUBAH, KITA BISA
Faith makes all things possible.Hope makes all things work. Love makes all things beautiful. May you have all of the three.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Elf Coupons