Fokus waktu untuk cari solusi jangan cuma kemelut berputar di masalah

Contoh sederhana : seorang sebut saja "si boy" yang tak mengerti apapun tentang dunia pertukangan disuruh ibunya untuk mengerjakan gerobag untuk berdagang, gerobag tersebut dibuat dari bahan-bahan dan alat-alat sederhana yang ada disekitar rumahnya, saat mengerjakan tidak ada kesulitan yang berarti karena gerobag tersebut dibuat dari besi siku berlubang, jadi untuk membuat gerobag yang notabene berbentuk persegi 3 dimensi dia masih bisa ingat saat pelajaran ruang dan volume saat duduk dibangku SD, dalam akalnya dia hanya perlu memeotong sesuai ukuran rencana gerobag yang telah dia gambar sebelumnya, memasukan baut-baut, mur, ring, siku penguat dan merakitnya lalu mengencangkan baut tersebut sembari merapikan ukuran-ukuran yang dia kehendaki. nah tiba saatnya dia merasa kesulitan saat melubangi kayu dengan diameter 40cm ukuran bundar untuk menampung dandang, sedangkan alat disekitarnya hanya ada palu, obeng min, kunci 11,10,12,14,16 gergaji kayu biasa dan beberapa paku, serta serutan pisau ,dalam benaknya ia berkata ini adalah masalah, ini adalah masalah dan ini adalah masalah, kemudian dia duduk termenung berfikir bingung , lalu dia tidur dan dalam benaknya masih selalu berkata, ini adalah masalah, ini adalah masalah, ini adalah msalah, bagaimana bisa melubangi kayuh tersebut hanya dengan alat-alat terbatas seperti ini, dalam benaknya ia hanya fokus pada satu titik yaitu untuk melubangio kayu tersebut dia harus membutuhkan memsin gerenda, atau pahat kayu dan atau mesin bor, hanya itu yang selalu membayangi si boy untuk melubangi samapai akhirnya dia bingung dan kembali tidur, keesokan harinya

andi riawan krisdianto