GRATIS
RAHASIA MATEMATIKA ALAM SEMESTA
Matematika
adalah bahasa universal Ilmu Pengetahuan.
Ilmuwan
Jepang bisa berkomunikasi dengan Ilmuwan Jerman dengan Matematika,
tidak perlu pakai bahasa inggris.
Allah
mengenkripsikan Matematika dalam Alquran, untuk memelihara komitmen
isi dan bacaan serta kandung yang ada didalamnya.
Dan
mempelajari matematikan dalam alquran,sangat menarik, terutama saat
mengupas angka demi angka yang terdapat pada kitab umat muslim ini
Allah
menciptakan Alam dengan sangat teliti
Dalam
QS Jin ayat 28 dijelaskan
"Tuhan
menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti”
juga
pada
QS
Maryam ayat 93-94
“Tidak
ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah
telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan
yang teliti”.
Sementara
itu ilmuwan Galileo dalam salah satu ungkapannya menyatakan,
“Matematika adalah bahasa Tuhan ketika Dia menulis Alam
Semesta”.
Ayat
dan Pernyataan itu, membuat saya ingin mencari tahu lebih dalam
tentang Matematika dalam Al Quran.
Karena
dalam QS az-Zumar ayat 9 dijelaskan
“....Adakah
sama orang-orang yang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui ? Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima
pelajaran”.
Dalam pandangan al-Qur'an, tidak ada peristiwa
yang terjadi secara kebetulan.
Semua
terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam
yang telah dikenal manusia maupun yang belum.
Matematika
dalam Alquran bukanlah sebuah kebetulan.
Sebagai
Permulaan kajian Matematika dalam Alquran, sangat mulia jika kita
memulainya dengan Basmallah.
Namun
harus diingat, ini adalah kalimat Allah, kalimat yang sangat abadi
dan mungkin paling sering diucapkan oleh umat manusia.
Mari
kita bahas Basmallah dari satu sudut pandang sederhana, namun
hasilnya luar biasa....
Bismillahi
ar rahman ar rahim.....
Bismillah
terdiri dari 4 kata dalam bahasa arab, yaitu:
1.
Bismi (dengan nama)
2.
Allah (Allah)
3.
Ar Rahman (maha pengasih) dan
4.
Ar Rahim (maha penyayang).
Dan
terdiri dari 19 huruf Hijaiyah.
Kalimat
Basmallah dalam Alquran disebutkan sebanyak 114 kali, sesuai dengan
jumlah surat pada Alquran.
Untuk
diketahui, 114 = 19 x 6. (19 adalah jumlah huruf pada kalimat
Basmallah)
Tiap
surat dibuka dengan kalimat Basmallah, kecuali QS at-Taubah (surat ke
9), yang tidak dibuka dengan Basmallah, tapi dalam QS an-Naml (surat
ke 27), Basmallah disebutkan 2 kali, yaitu pada ayat 30 yang
bunyinya: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya
(isi)nya: "....Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.
QS
at-Taubah adalah QS nomor 9 dan an-Naml adalah QS nomor 27, yang
keduanya punya selisih 19 surat.
Bila
tiap angka bulat dari 9 sampai 27 dijumlahkan, maka akan menghasilkan
angka 342, atau setara dengan 19 x 18.
Angka
342 itu pun jika dijumlahkan akan menghasilkan angka 9 (nomor surat
At Taubah).
9+10+11+12+13+14+15+16.....+26+27
= 342
342
= 19 x 18
3
+ 4 + 2 = 9
9
adalah nomor QS at-Taubah.
Bismillah
sebagai kalimat pembuka, hanya ada pada 113 ayat, dimana angka 113
adalah bilangan prima ke 30
(30
adalah ayat surat an-Naml yang mengandung kata Basmallah)
Menarik
mempelajari matematika pada teknologi informasi, tapi kita tidak
pernah menyangka matematika telah Allah terapkan pada kitab suci Al
Quran...
pada
QS Jin ayat 28, dijelaskan
”Supaya
Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan
risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang ada
pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu”.
Allah
adalah sumber Matematika.
Ini
mematahkan teori konspirasi di Vatikan, yang menyatakan bahwa agama
sangat bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan (dimana matematika adalah
bahasa universal dari Ilmu Pengetahuan).
AI-Qur'an
dalam bahasa Arab berarti "pembacaan".
Al-Quran
mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia. Perlu diketahui,
sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di al-Qur'an.
Yang
ada adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan
lainnya.
Kitab
Suci dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya.
Kesempurnaan dalam bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga.
Bahasa dan makna dipadukan. Irama, keselarasan melodi, ritmenya
menghasilkan sebuah efek hipnotis yang kuat
Mungkin
bagi orang awam, kandungan al-Quran sulit dimengerti, karena ia tidak
dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti
halnya kitab Yahudi.
Al-Quran
juga tidak mendasarkan teologinya dalam cerita-cerita dramatis
sebagaimana epik-epik India.
Tidak
pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia sebagaimana dalam Bibel.
Ia
berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan
oleh para penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar,
memahami dan menulis (QS. Al Alaq ayat 1-5, ayat yang pertama sampai
ke Rasul)
Kata
pertama di dalam al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang
ditujukan kepada Nabi, ”Iqra..” yang secara linguistik
menunjukkan bahwa penyusunan teks al-Qur'an berada di luar kewenangan
nabi Muhammad saw.
Gaya
serupa ini tetap dipertahankan di sepanjang al-Qur'an.
Ia
berbicara kepada atau tentang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi
berbicara atas kehendaknya sendiri.
Al-Qur'an
menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang "diturunkan"
Tuhan kepada Nabi ungkapan kata "diturunkan" atau anzalna
dalam berbagai bentuk digunakan lebih dari 200 kali.
Secara
intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi al-Qur'an benar-benar
diturunkan dari langit.
Prof.
Palmer, seorang ahli kelautan di Amerika Serikat mengatakan
"Ilmuwan
sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam al-Qur'an
beberapa tahun yang lalu"
Kita
tidak akan bisa memahami keindahan Alquran, jika tidak mengetahui
ilmunya.
Sebagai
contoh pada
QS
an-Nahl ayat 68-69 yang menceritakan kegiatan lebah dalam membuat
sarang dan mencari makan.
Ayat
tersebut menggunakan bentuk kata kerja perempuan (bahasa arab
membedakan jenis kelamin untuk kata kerjanya), karena memang yang
mencari makan dan membuat sarang adalah lebah betina.
Lebah
jantan diberi makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya.
Jangankan
masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21 mungkin tidak tahu
bagaimana cara membedakan lebah jantan dan lebah betina.
Terlebih,
memahami bahwa lebah betina lah yang mencari makan, bukan
sebaliknya.
Jika
Surat an-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja
perempuan.
Lebah
jantan digambarkan oleh al-Qur'an pada nomor suratnya, yaitu bilangan
16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan
jumlah kromosom lebah betina diketahui berjumlah 32.
Matematika
dalam Alquran bukanlah sebuah kebetulan.
Keajaiban
Matematika : Rahasia Di Balik Angka 19 Dalam Al-Qur'an dan Telapak
Tangan
Pada
surat ke-74 (Al Mudatsir) ayat : 30-31, yang artinya sbb :
“Yang
atasnya ada sembilanbelas. …….., dan tidaklah Kami jadikan
bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi
orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi
yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya
orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit
dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai perumpamaan?”.
Keajaiban
angka 19 di dalam kitab AlQur’an ini pertama kali ditemukan
seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa. Hasil
penemuannya ini didemonstrasikan ketika diselenggarakan Pameran
Islam Sedunia di London pada tahun 1976 . Berikut cuplikan dari
sebagian penemuannya tersebut :
1.
“Bismillaahirrahmaanirraahiim” (dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang) sebagai pembuka setiap surat dalam Al
Qur’an ternyata terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1 ).
2.
Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah –
Arrahman – Arrahim. Jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam
Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.
Kata
dalam Al Qur’an Jumlah Kelipatan 19
Ismi
19 19 X 1
Allah
2.698 19 X 142
Arrahman
57 19 X 3
Arrahim
114 19 X 6
Apabila
faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan
angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).
3.
Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat
(atau 19 X 6 ).
4.
Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau
19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai
pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah
lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.
5.
Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat
ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika
dihitung dari surat ke-9.
============
surat ke : 9, 10, 11, 12, ………………., 25, 26, 27
=======
urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.
6.
Surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’.
Jika nomor surat (27) dan nomor ayatnya (30) dijumlahkan , yaitu 27
+ 30 = 57. Hasilnya merupakan kelipatan angka 19(atau 19 X 3 ).
7.
Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari
surat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya
adalah 342 (atau 19 X 18 ).
8.
Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau
19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )
9.
Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19
X 2 ).
10.
Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau
19 X 3 ).
11.
Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ),
dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf
(19X1).
12.
Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19
(Surat ke-112, Al Ikhlas)
13.
Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat
(atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga
ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila
diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.
===========
surat ke : 114, 113, 112, 111, ………………., 98, 97, 96
=======
urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.
Bukti-bukti
di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim
kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat :
20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari
belakang”.
14.
Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari
surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya
adalah 1995 (atau 19 X 105 ).
15.
Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 (Al Kahfi) ayat :
19 (atau 19 X 1 ).
16.
Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8
(delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak
dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat.
Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan
belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh
dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat.
Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya
maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :
=
surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat
=
surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayat
Apabila
jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )
==
surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat
==
surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat
==
surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat
==
surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat
==
surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayat
Apabila
jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).
17.
Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki
tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau
sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang
artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29
(dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat
belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf
“Muqatta-‘aat”. 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim,
ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan
kha’.
14
macam kombinasi huruf adalah :
1.
Alif, lam, mim
2.
Kha, mim
3.
Alif, lam, ro’
4.
Alif, lam, mim, ro’
5.
Tho’, sin
6.
Tho’, sin, mim
7.
Ya’, sin
8.
Nun
9.
Kaf, kha’, ya’, ain, shod
10.
Alif, lam, mim, shod
11.
Shod
12.
Qof
13.
Ain, sin, qof
14.
Tho’, ha’
Ke
– 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13,
14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43,
44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14),
banyaknya kombinasi (14), dan jumlah surat (29), maka hasilnya: 14 +
14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).
18.
Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf
‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Jumlah kata‘Nun’ kelipatan 19
68
133 19 X 7
19.
Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah
diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut
sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf
‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri
dari 114 surat.
Surat
ke Jumlah kata ‘Qof’ kelipatan 19
42
57 19 X 3
50
57 19 X 3
Jumlah
114 19 X 6
20.
Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’.
Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42
merupakan kelipatan 19.
Surat
ke ‘Ain’ ‘Sin’ ‘Qof’ Total kelipatan 19
42
98 54 57 209 19 X 11
21.
Surat ke-36 (Yasin) diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah
diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36
merupakan kelipatan 19.
Surat
ke ‘Ya’ ‘Sin’ Total kelipatan 19
36
237 48 285 19 X 15
22.
Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan
‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13
merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Alif’ Lam Mim Ro total kelipatan 19
13
605 480 260 137 1482 19 X 78
23.
Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan
‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7
merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Alif’ Lam Mim Shod total kelipatan 19
7
2529 1530 1164 97 5320 19 X 280
24.
Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan
‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19
merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Kaf Kha Ya Ain Shod total kelipatan 19
19
137 175 343 117 26 798 19 X 42
25.
Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf
‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan
19.
Surat
ke Jumlah kata Shod kelipatan 19
7
97 -
19
26 -
38
29 -
Jumlah
total 152 19 X 8
Ada
hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata
‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’,
ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf
ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247).
Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh
Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod,
namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf
‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut
ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak
sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya
dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya
berkurang menjadi 151.
26.
Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah
diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut
merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Kha Mim Jumlah kelipatan 19
40
64 380 – -
41
48 276 – -
42
53 300 – -
43
44 324 – -
44
16 150 – -
45
31 200 – -
46
36 225 – -
Jumlah
292 1855 2147 19 X 113
27.
Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’,
dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat
tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Alif Lam Ro total kelipatan 19
10
1319 913 257 2489 19 X 131
11
1370 794 325 2489 19 X 131
12
1306 812 257 2375 19 X 125
14
585 452 160 1197 19 X 63
15
493 323 96 912 19 X 48
28.
Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’,
dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat
tersebut merupakan kelipatan 19.
Surat
ke Alif Lam Min total kelipatan 19
2
4502 3202 2195 9899 19 X 521
3
2521 1892 1249 5662 19 X 298
29
774 554 344 1672 19 X 88
30
544 393 317 1254 19 X 66
31
347 297 173 817 19 X 43
32
257 155 158 570 19 X 30
29.
Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.
Surat
ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.
Surat
ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.
Surat
ke-27 diawali huruf tho’ dan sin
Surat
ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Perhatikanlah hubungan
berikut ini :
Surat
ke Awal-an tho ha sin mim Jumlah (kelipatan 19)
19
kaf,ha,ya,’ain,shod x 175 x x
20
tho, ha 28 251 x x
26
tho, sin, mim 33 x 94 484
27
tho, sin 27 x 94 x
28
tho, sin , mim 19 x 102 460
Jumlah
107 426 290 944 1767 (19X93)
Lebih
jauh tentang keistimewaan Angka 19 :
*
Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah
satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi
dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan
tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak
dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat
ke-112 ayat 3).
*
Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan
bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir
dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan
sifat Allah yakni ‘Maha Awal dan Maha Akhir’ (Surat ke-57 ayat :
3).
*
Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang ‘Maha Esa’ (surat ke-112
ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar
melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu ‘Maha Besar’.
*
Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya
Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
*
Kerangka manusia yaitu : – tulang leher ada 7 ruas, tulang
punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. (Referensi: “Atlas
Anatomi”, Prof. Dr. Chr. P. Raven).
*
Jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan:
dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda
hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:
jari
kelingking ==> ada empat ruas
jari
manis ==> ada empat ruas
jari
tengah ==> ada empat ruas
jari
telunjuk ==> ada empat ruas
jari
jempol (ibu jari) ==> ada tiga ruas
———————– +
(
4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas
Wallahu
a’lam bissawab.
“Sesungguhnya
Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap
menjaganya.” (15 ayat 9)
“Yang
tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan
maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (41 ayat 42)
“Sesungguhnya
Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang
benar dengan yang salah.” (86 ayat 13 )
“Dan
bacakanlah apa yang diwahtukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran).
Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan
kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari
pada-Nya.” (18 ayat 27)
TELAPAK
TANGAN
Setiap
orang pasti mempunyai garis sebagaimana yang ada pada gambar.
Perhatikan tapak tangan anda, dengan ibu jari di sebelah atas, maka
akan terlihat garis berbentuk I/\ & /\I (dalam angka arab, yang
berarti: 18 & 81). Apa bila dijumlah 18 + 81 = 99. Kita tahu
bahwa 99 adalah Asma ul Husna (Nama-nama Allah).
Jika
tapak tangan kiri di atas tapak tangan kanan dibawah kemudian
dikurangkan, maka menjadi: 81 – 18 = 63. Ini adalah umur
Rasulullah Saw, dan juga umur manusia pada umumnya saat ini.
Bila
18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka ini
adalah angka kelipatan 19 yang ke-99
(
19 x 99 = 1881 ). Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena
tersendiri dalam Al-Quran,
yang
merupakan salah satu kemukjizatan al-Quran.
KEAJAIBAN MATEMATIKA DALAM AL QUR'AN
Keajaiban
Al Quran dilihat dari sisi kandungannya telah banyak ditulis dan
diketahui, tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al Quran
ditulis/disusun mungkin belum banyak yang mengetahui. Orang-orang
non-muslim khususnya kaum orientalis barat sering menuduh bahwa Al
Qur’an adalah buatan Muhammad. Padahal kalau kita baca Al Qur’an
ada ayat yang menyatakan tantangan kepada orang-orang kafir khususnya
untuk membuat buku/kitab seperti Al Quran dimana hal ini tidak
mungkin akan dapat dilakukannya meskipun jin dan manusia bersatu padu
membuatnya.
Tulisan
singkat ini bertujuan untuk menyajikan beberapa keajaiban Al Qur’an
dilihat dari segi bagaimana Al Qur’an ditulis, dan sekaligus secara
tidak langsung juga untuk menyangkal tuduhan tersebut, dimana
Muhammad sebagai manusia biasa tidak mungkin dapat melakukan atau
menciptakan sebuah Al Qur’an. Pandangan sains secara konvensional
menempatkan matematika sebagai suatu yang prinsipil dari sebuah
cabang pengetahuan dimana alasan dikedepankan, emosi tidak
dilibatkan, kepastian menjadi hal yang ingin diketahui, dan kebenaran
hari ini merupakan kebenaran untuk selamanya. Dalam masalah agama,
ilmuan memandang bahwa semua agama sama, karena semua agama sama-sama
tidak mampu memverifikasi atau menjustifikasi kebenaran melalui
pembuktian yang dapat diterima oleh logika. Jadi suatu hal dikatakan
valid jika ada bukti nyata, dan pembuktian ini merupakan sebuah
prosedur yang dibentuk untuk membuktikan suatu realitas yang tak
terlihat melalui sebuah proses deduksi dan konklusi yang hasil
akhirnya dapat diterima oleh semua pihak. Dengan dasar tersebut,
tulisan ini mencoba untuk membawa pembaca pada suatu kesimpulan bahwa
Al Qur’an yang ditulis menurut aturan matematika, merupakan bukti
nyata bahwa Al Qur’an adalah benar-benar firman Allah dan bukan
buatan Nabi Muhammad. Kiranya patut juga direnungi apa yang dikatakan
oleh Galileo (1564-1642 AD) bahwa . “Mathematics is the language in
which God wrote the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan
Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini)” ada benarnya. Kebenaran
bahasa matematika tersebut akan dibahas sekilas sebagai tambahan dari
tema utama tulisan ini.
Angka-angka
Menakjubkan dari Beberapa Kata dalam Al Qur’an
Kalau
kita buka Al Quran dan kita perhatikan beberapa kata dalam Al Quran
dan menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan dalam Al Quran,
kita akan peroleh suatu hal yang sangat menakjubkan. Mungkin kita
betanya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencari dan
menghitungnya. Dengan kemajuan teknologi khususnya komputer, hal
tersebut tidak menjadi masalah. Tabel 1 menyajikan frekuensi
penyebutan beberapa kata penting dalam Al Qur’an yang kita kenal
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel tersebut ada beberapa
pelajaran yang dapat kita petik. Misalnya pada kata “dunya” dan
“akhirat” yang disebutkan dalam Al Qur’an dengan frekuensi
sama, kita dapat menafsirkan bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk
memperhatikan baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara
seimbang. Artinya kehidupan dunia dan akhirat sama-sama penting bagi
orang Islam. Selanjutnya pada penyebutan kata “malaaikat” dan
“syayaathiin” juga disebutkan secara seimbang. Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa kebaikan yang direfleksikan oleh kata
“malaaikah” akan selalu diimbangi oleh adanya kejahatan yang
direfleksikan oleh kata “syayaathiin”. Hal lain juga dapat kita
kaji pada beberapa pasangan kata yang lain.
Tabel 1. Jumlah
Penyebutan beberapa Kata Penting dalam Al Quran
Sumber:
From the Numeric Miracles In the Holy Qur’an by Suwaidan,
www.islamicity.org
Beberapa kata lain yang menarik dari tabel
tersebut adalah kata “syahr (bulan)” yang disebutkan sebanyak 12
kali yang menunjukkan bahwa jumlah bulan dalam setahun adalah 12, dan
kata “yaum (hari)” yang disebutkan sebanyak 365 kali yang
menunjukkan jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari. Selanjutnya
Kata “lautan (perairan)” disebutkan sebanyak 32 kali, dan kata
“daratan” disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua
bilangan tersebut kita tambahkan kita dapatkan angka 45.
Sekarang
kita lakukan perhitungan berikut:
· Dengan mencari persentase
jumlah kata “bahr (lautan)” terhadap total jumlah kata (bahr dan
barr) kita dapatkan:
(32/45)x100% = 71.11111111111%
·
Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan)” terhadap
total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan:
(13/45)x100% =
28.88888888889%
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT dalam Al
Quran 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi
adalah 71.11111111111%, dan persentase daratan adalah
28.88888888889%, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan
di bumi ini.
Al Qur’an Didisain Berdasarkan Bilangan
19
Dalam kaitannya dengan pertanyaan yang bersifat matematis
yang hanya memiliki satu jawaban pasti, maka jika ada beberapa ahli
matematika, yang menjawab di waktu dan tempat yang berbeda dan dengan
menggunakan metode yang berbeda, maka tentunya akan memperoleh
jawaban yang sama. Dengan kata lain, pembuktian secara matematis
tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Perlu diketahui bahwa dari
seluruh kitab suci yang ada di dunia ini, Al Qur’an merupakan
satu-satunya kitab suci yang seluruhnya ditulis dalam bahasa aslinya.
Berkaitan dengan pembuktian, kebenaran Al Qur’an sebagai wahyu
Allah yang sering dikatakan oleh orang barat sebagai ciptaan
Muhammad, dapat dibuktikan secara matematis bahwa Al Qur’an tidak
mungkin diciptakan oleh Muhammad. Adalah seorang ahli biokimia
berkebangsaan Amerika keturunan Mesir dan seorang ilmuan muslim, Dr.
Rashad Khalifa yang pertama kali menemukan sistem matematika pada
desain Al Qur’an. Dia memulai meneliti komposisi matematik dari Al
Quran pada 1968, dan memasukkan Al Qur’an ke dalam sistem komputer
pada 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkan Al Qur’an
ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. Dia tertantang untuk
memperoleh jawaban untuk menjelaskan tentang inisial pada beberapa
surat dalam Al Qur’an (seperti Alif Lam Mim) yang sering diberi
penjelasan hanya dengan “hanya Allah yang mengetahui maknanya”.
Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada
inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al Qur’an ke dalam
sistem komputer, dengan tujuan utama mencari pola matematis yang
mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial tersebut. Setelah
beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan
temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “MIRACLE OF THE
QURAN: Significance of the Mysterious Aphabets” pada Oktober 1973
bertepatan dengan Ramadan 1393. Pada buku tersebut hanya melaporkan
bahwa inisial-inisial yang ada pada beberapa surat pada Al Qur’an
memiliki jumlah huruf terbanyak (proporsi tertinggi) pada
masing-masing suratnya, dibandingkan huruf-huruf lain. Misalnya,
Surat “Qaaf” (S No. 50) yang dimulai dengan inisial “Qaaf”
mengandung huruf “Qaaf” dengan jumlah terbanyak. Surat “Shaad”
(QS No. 38) yang memiliki inisial “Shaad”, mengandung huruf
“Shaad” dengan proporsi terbesar. Fenomena ini benar untuk semua
surat yang berinisial, kecuali Surat Yaa Siin (No. 36), yang
menunjukkan kebalikannya yaitu huruf “Yaa” dan “Siin”
memiliki proporsi terendah. Berdasarkan temuan tersebut, pada awalnya
dia hanya berfikir sampai sebatas temuan tersebut mengenai inisial
pada Al Qur’an, tanpa menghubungkan frekuensi munculnya huruf-huruf
yang ada pada inisial surat dengan sebuah bilangan pembagi secara
umum (common denominator). Akhirnya, pada Januari 1974 (bertepatan
dengan Zul-Hijjah 1393), dia menemukan bahwa bilangan 19 sebagai
bilangan pembagi secara umum[1] dalam insial-inisial tersebut dan
seluruh penulisan dalam Al Qur’an, sekaligus sebagai kode rahasia
Al Qur’an. Temuan ini sungguh menakjubkan karena seluruh teks dalam
Al Qur’an tersusun secara matematis dengan begitu canggihnya yang
didasarkan pada bilangan 19 pada setiap elemen sebagai bilangan
pembagi secara umum. Sistem matematis tersebut memiliki tingkat
kompleksitas yang bervariasi dari yang sangat sederhana (bisa
dihitung secara manual) sampai dengan yang sangat kompleks yang harus
memerlukan bantuan program komputer untuk membuktikan apakah
kelipatan 19. Jadi, sistem matematika yang didasarkan bilangan 19
yang melekat pada Al Quran dapat diapresiasi bukan hanya oleh orang
yang memiliki kepandaian komputer dan matematika tingkat tinggi,
tetapi juga oleh orang yang hanya dapat melakukan penghitungan secara
sederhana.
Selain 19 sebagai kode rahasia Al Qur’an itu sendiri,
peristiwa ditemukannya bilangan 19 sebagai “miracle” dari Al
Qur’an juga dapat dihubungkan dengan bilangan 19 sebagai kehendak
Allah. Disebutkan di atas bahwa kode rahasia tersebut ditemukan pada
tahun 1393 Hijriah. Al Qur’an diturunkan pertama kali pada 13 tahun
sebelum Hijriah (hijrah Nabi). Jadi keajaiban Al Qur’an ini
ditemukan 1393+13=1406 tahun (dalam hitungan hijriah) setelah Al
Qur’an diturunkan, yang bertepatan dengan tahun 1974 M.
Surah
74 adalah Surah Al Muddatsir yang berarti orang yang berkemul (Al
Quran dan Terjemahnya, Depag) dan juga dapat berarti rahasia yang
tesembunyi, yang memang mengandung rahasia Allah mengenai keajaiban
Al Qur’an. Dalam Surah 74 ayat 30-36 dinyatakan:
(74:30) Di
atasnya adalah 19.
(74:31) Dan tiada Kami jadikan penjaga
neraka melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan
mereka itu (19) melainkan untuk:
- cobaan/ujian/tes bagi
orang-orang kafir,
- meyakinkan orang-orang yang diberi Al
Kitab (Nasrani dan Yahudi),
- memperkuat (menambah)keyakinan
orang yang beriman,
- menghilangkan keragu-raguan pada
orang-orang yang diberi Al kitab dan juga orang-orang yang beriman,
dan
- menunjukkan mereka yang ada dalam hatinya menyimpan
keragu-raguan; dan orang-orang kafir mengatakan: “Apakah yang
dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?” Demikianlah Allah
membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang
mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia. Dan ini tiada lain hanyalah
sebuah peringatan bagi manusia.
(74:32) Sungguh, demi
bulan.
(74:33) Dan malam ketika berlalu.
(74:34) Dan
pagi (subuh) ketika mulai terang.
(74:35) Sesungguhnya ini
(bilangan ini) adalah salah satu dari keajaiban yang besar.
(74:36)
Sebagai peringatan bagi umat manusia.
Sebagian besar ahli
tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat. Menurut Dr. Rashad
Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak
tepat karena bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk
ujian/tes bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang-orang
nasrani dan yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah
beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya
bilangan 19 ini merupakan keajaiban yang besar dari Al Qur’an
sesuai ayat 35 di atas, menurut terjemahan Dr. Rashad Khalifa (dan
juga terjemahan beberapa penterjemah lain). Jadi pada ayat 35 kata
“innahaa” merujuk pada kata “’iddatun” pada ayat
31.
Mengapa 19?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu
dijelaskan tentang sistem bilangan. Kita pasti mengenal betul sistem
bilangan Romawi yang masih sangat dikenal pada saat ini, seperti I=1,
V=5, X=10, L=50, C=100, D=500 dan M=1000. Seperti halnya pada sistem
bilangan Romawi, sistem bilangan juga dikenal pada huruf-huruf arab.
Bilangan yang ditandai pada setiap huruf dikenal sebagai “nilai
numerik (numerical value atau gematrical value)”. Click link ini
untuk mengetahui lebih jauh tentang nilai numerik.
Setelah
mengetahui nilai dari setiap huruf arab tersebut, kita dapat menjawab
mengapa 19 dipakai sebagai kode rahasia Allah dalam Al Qur’an, dan
sekaligus dapat digunakan untuk mengungkap keajaiban Al Qur’an.
Berikut beberapa hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa
19.
* 19 merupakan nilai numerik dari kata “Waahid” dalam
bahasa arab yang artinya ‘esa/satu’ (lihat Tabel 2) Tabel 2.
Nilai numerik dari kata “waahid”
* 19 merupakan bilangan
positif pertama dan terakhir (1 dan 9), yang dapat diartikan sebagai
Yang Pertama dan Yang Terakhir seperti yang dikatakan Allah,
misalnya, pada QS 57 ayat 3 sebagai berikut: “Dialah Yang Awal dan
Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu” (QS 57:3). Kata “waahid” dalam Qur’an
disebutkan sebanyak 25 kali, dimana 6 diantaranya tidak merujuk pada
Allah (seperti salah satu jenis makanan, pintu, dsb). Sisanya 19 kali
merujuk pada Allah. Total jumlah dari (nomor surat + jumlah ayat pada
masing-masing surat) dimana 19 kata “waahid” yang merujuk pada
Allah adalah 361 = 19 x 19. Jadi 19 melambangkan keesaan Allah (Tuhan
Yang Esa).
* Pilar agama Islam yang pertama juga dikodekan
dengan 19
“La – Ilaha – Illa – Allah”
Nilai-nilai
numerik dari setiap huruf arab pada kalimah syahadat di atas adalah
dapat ditulis sebagai berikut
“30 1 – 1 30 5 – 1 30 1 –
1 30 30 5”
Jika susunan angka tersebut ditulis menjadi
sebuah bilangan, diperoleh = 30113051301130305 = 19 x … atau
merupakan bilangan yang mempunyai kelipatan 19. Jadi jelaslah bahwa
19 merujuk kepada keesaan Allah sebagai satu-satunya dzat yang wajib
disembah.
Beberapa Contoh Bukti-bukti yang Sangat Sederhana
tentang Kode 19
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
desain Al Qur’an yang didasarkan bilangan 19 ini, dapat dibuktikan
dari penghitungan yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat
komplek. Berikut ini hanya sebagian kecil dari keajaiban Al Quran
(sistim 19) yang dapat ditulis dalam artikel singkat ini. Fakta-fakta
yang sangat sederhana:
(1) Kalimat Basmalah pada (QS 1:1)
terdiri dari 19 huruf arab.
(2) QS 1:1 tersebut diturunkan
kepada Muhammad setelah Surat 74 ayat 30 yang artinya “Di atasnya
adalah 19”.
(3) Al Qur’an terdiri dari 114 surah,
19×6.
(4) Ayat pertama turun (QS 96:1) terdiri dari 19
huruf.
(5) Surah 96 (Al Alaq) ditempatkan pada 19 terakhir
dari 114 surah (dihitung mundur dari surah 114), dan terdiri dari 19
ayat
(6) Surat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad adalah
Surah An-Nashr atau Surah 110 yang terdiri dari 3 ayat. Surah
terakhir yang turun terdiri dari 19 kata dan ayat pertama terdiri
dari 19 huruf.
(7) Kalimat Basmalah berjumlah 114 (19×6).
Meskipun pada Surah 9 (At Taubah) tidak ada Basmalah pada permulaan
surah sehingga jumlah Basmalah kalau dilihat pada awal surah
kelihatan hanya 113, tetapi pada Surah 27 ayat 30 terdapat ekstra
Basmalah (dan juga 27+30=57, atau 19 x 3). Dengan demikian jumlah
Basmalah tetap 114.
(8) Jika dihitung jumlah surah dari surah
At Taubah (QS 9) yang tidak memiliki Basmalah sampai dengan Surah
yang memuat 2 Basmalah yaitu S 27, ditemukan 19 surah. Dan total
jumlah nomor surah dari Surah 9 sampai Surah 27 diperoleh
(9+10+11+…+26+27=342) atau 19×18. Total jumlah ini (342) sama
dengan jumlah kata antara dua kalimat basmalah dalam Surat 27.
(9)
Berkaitan dengan inisial surah, misalnya ada dua Surah yang diawali
dengan inisial “Qaaf” yaitu Surah 42 yang memiliki 53 ayat dan
Surah 50 yang terdiri dari 45 ayat. Jumlah huruf “Qaaf” pada
masing-masing dua surat tersebut adalah 57 atau 19 x 3. Jika kita
tambahkan nomor surah dan jumlah ayatnya diperoleh masing-masing
adalah (42+53=95, atau 19 x 5) dan (50+45=95, atau 19 x 5).
Selanjutnya initial “Shaad” mengawali tiga surah yang berbeda
yaitu Surah 7, 19, dan 38. Total jumlah huruf “Shaad” di ketiga
surah tersebut adalah 152, atau 19 x 8. Hal yang sama berlaku untuk
inisial yang lain.
(10) Frekuensi munculnya empat kata pada
kalimat Basmalah dalam Al Qur’an pada ayat-ayat yang bernomor
merupakan kelipatan 19 (lihat Tabel 3)
Tabel 3: Empat kata
dalam Basmalah dan frekuensi penyebutan dalam ayat-ayat yang bernomor
dalam Al Quran
No. Kata Frekuensi muncul
1 Ism
19
2 Allah 2698 (19×142)
3 Al-Rahman 57 (19×3)
4
Al-Rahiim 114 (19×6)
(11) Ada 14 huruf arab yang
berbeda yang membentuk 14 set inisial pada beberapa surah dalam Al
Qur’an, dan ada 29 surah yang diawali dengan inisial (seperti
Alif-Lam-Mim). Jumlah dari angka-angka tersebut diperoleh
14+14+29=57, atau 19×3.
(12) Antara surah pertama yang
berinisial (Surah 2 atau Surah Al Baqarah) dan surah terakhir yang
berinisial (Surah 68), terdapat 38 surah yang tidak diawali dengan
inisial, 38=19×2.
(13) Al-Faatihah adalah surah pertama dalam
Al-Quran, No.1, dan terdiri dri 7 ayat, sebagai surah pembuka (kunci)
bagi kita dalam berhubungan dengan Allah dalam shalat. Jika kita
tuliskan secara berurutan Nomor surah (No. 1) diikuti dengan nomor
setiap ayat dalam surah tersebut, kita dapatkan bilangan: 11234567.
Bilangan ini merupakan kelipatan 19. Hal ini menunjukkan bahwa kita
membaca Al Faatihah adalah dalam rangka menyembah dan meng-Esakan
Allah.
Selanjutnya, jika kita tuliskan sebuah bilangan yang
dibentuk dari nomor surah (1) diikuti dengan bilangan-bilangan yang
menunjukkan jumlah huruf pada setiap ayat (lihat Tabel 4), diperoleh
bilangan : 119171211191843 yang juga merupakan kelipatan 19.
Tabel
4: Jumlah huruf pada setiap ayat dalam Surah Al Faatihah
(14)
Ketika kita membaca Surah Al-Fatihah (dalam bahasa arab), maka bibir
atas dan bawah akan saling bersentuhan tepat 19 kali. Kedua bibir
kita akan bersentuhan ketika mengucapkan kata yang mengandung huruf
“B atau Ba’” dan huruf “M atau Mim”. Ada 4 huruf Ba’ dan
15 huruf Mim. Nilai numerik dari 4 huruf Ba’ adalah 4×2=8, dan
nilai numerik dari 15 huruf Mim adalah 15×40=600. Total nilai
numerik dari 4 huruf Ba’ dan 15 huruf Mim adalah 608=19×32 (lihat
Tabel 5).
Tabel 5. Kata-kata dalam Surah Al-Fatihah yang
mengandunghuruf Ba’ dan Mim beserta nilai numeriknya
Kejadian
Di Alam Semesta yang Terkait dengan Bilangan 19
Beberapa
kejadian lain di alam ini dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari
yang mengacu pada bilangan 19 adalah:
· Telah dibuktikan
bahwa bumi, matahari dan bulan berada pada posisi yang relatif sama
setiap 19 tahun
· Komet Halley mengunjungi sistim tata surya
kita sekali setiap 76 tahun (19×4).
· Fakta bahwa tubuh
manusia memiliki 209 tulang atau 19×11.
· Langman’s
medical embryology, oleh T. W. Sadler yang merupakan buku teks di
sekolah kedokteran di Amerika Serikat diperoleh pernyataan “secara
umum lamanya kehamilan penuh adalah 280 hari atau 40 minggu setelah
haid terakhir, atau lebih tepatnya 266 hari atau 38 minggu setelah
terjadinya pembuahan”. Angka 266 dan 38 kedua-duanya adalah
kelipatan dari 19 atau 19×14 dan 19×2.
Lima Pilar Islam
(Rukun Islam) dan Sistem 19
Islam adalah agama yang dibawa
oleh seluruh nabi sejak Nabi Ibrahim sebagai the founding father of
Islam (misalnya lihat QS 2:67, 130-136; QS 5:44, 111; QS 3:52).Pesan
utama yang disampaikan oleh seluruh Nabi sejak Nabi Ibrahim sampai
Nabi Muhammad adalah sama yaitu menyembah Allah yang Esa, Shalat,
Puasa, Zakat dan Haji. Allah menyempurnakan Islam melalui Nabi
Muhammad. Jadi praktek shalat, zakat, puasa dan haji telah dilakukan
dan diajarkan oleh Nabi-nabi sejak Nabi Ibrahim. Dari kelima pilar
agama Islam, dapat ditunjukkan bahwa semua berkaitan dengan sistim
bilangan 19 (kelipatan 19).
· Syahadat
Telah dibahas
di atas bahwa pilar pertama agama Islam “Laa Ilaaha Illa Allah”
didisain berdasarkan bilangan 19.
· Shalat
Kata
“shalawat” yang merupakan bentuk jamak dari kata “shalat“
muncul di Al Qur’an sebanyak 5 kali. Ini menunjukkan bahwa perintah
Allah untuk melaksanakan shalat 5 kali sehari dikodekan di Al Qur’an.
Selanjutnya jumlah rakaat dalam shalat dikodekan dengan bilangan 19.
Jumlah rakaat pada shalat subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya
masing-masing adalah 2,4,4,3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat
tersebut disusun menjadi sebuah angka 24434 merupakan bilangan
kelipatan 19 atau (24434 = 19×1286). Digit 1286 kalau dijumlahkan
akan didapat angka 17 (1+2+8+6) yang merupakan jumlah rakaat shalat
dalam sehari. Untuk hari Jum’at jumlah rakaat Shalat adalah 15,
karena Shalat Jum’at hanya 2 rakaat. Ini juga dapat dikaitkan
dengan bilangan 19 (kelipatan 19). Jika kita buat hari Jum’at
sebagai hari terakhir, maka jumlah rakaat shalat mulai hari Sabtu
sampai Jum’at dapat ditulis secara berurutan sebagai berikut: 17 17
17 17 17 17 15. Jika urutan bilangan tersebut kita jadikan menjadi
satu bilangan 17171717171715, maka bilangan tersebut merupakan
bilangan dengan kelipatan 19 atau (19 x 903774587985). Jadi pada
intinya shalat itu menyembah Tuhan yang Satu (ingat: 19 adalah total
nilai numerik dari kata ‘waahid’). Surah Al-Fatihah yang dibaca
dalam setiap rakaat dalam Shalat seperti dibahas sebelumnya juga
mengacu pada bilangan 19. Selanjutnya, kata “Shalat’ dalam Al
Qur’an disebutkan sebanyak 67 kali. Jika kita jumlahkan nomor
surat-surat dan nomor ayat-ayat dimana ke 67 kata “Shalat”
disebutkan, diperoleh total 4674 atau 19×246.
·
Puasa
Perintah puasa dalam Al Qur’an disebutkan pada
ayat-ayat berikut:
- 2:183, 184, 185, 187, 196;
- 4:92;
5:89, 95;
- 33:35, 35; dan
- 58:4.
Total jumlah
bilangan tersebut adalah 1387, atau 19×73. Perlu diketahui bahwa QS
33:35 menyebutkan kata puasa dua kali, satu untuk orang laki-laki
beriman dan satunya lagi untuk wanita beriman.
· Kewajiban
Zakat dan Menunaikan Haji ke Mekkah
Sementara tiga pilar
pertama diwajibkan kepada semua orang Islam laki-laki dan perempuan,
Zakat dan Haji hanya diwajibkan kepada mereka yang mampu. Hal ini
menjelaskan fenomena matematika yang menarik yang berkaitan dengan
Zakat dan Haji.
Zakat disebutkan dalam Al Qur’an pada
ayat-ayat berikut:
Penjumlahan angka-angka tersebut diperoleh
2395. Total jumlah ini jika dibagi dengan 19 diperoleh sisa 1
(bilangan tersebut tidak kelipatan 19).
Haji disebutkan dalam
Al Qur’an pada ayat-ayat
- 2:189, 196, 197;
- 9:3;
dan
- 22:27.
Total penjumlahan angka-angka tersebut
diperoleh 645, dan angka ini tidak kelipatan 19 karena jika angka
tersebut dibagi 19 kurang 1.
Kemudian jika dari kata Zakat dan
Haji digabungkan diperoleh nilai total 2395+645 = 3040 =
19x160.
Penutup
Secara umum disimpulkan bahwa Al Qur’an
didisain secara matematis. Apa yang dibahas di atas hanyalah sebagian
kecil dari ribuan bukti tentang desain matematis dari Al Qur’an dan
khususnya tentang bilangan dasar 19 sebagai desain Al Qur’an yang
dapat disajikan pada tulisan ini. Selain itu, tulisan ini hanya
memfokuskan pada contoh-contoh yang sangat sederhana, sementara untuk
contoh-contoh yang sangat kompleks tidak disajikan di sini karena
mungkin akan sulit dipahami oleh orang yang tidak memiliki latar
belakang atau kurang memahami matematika. Bilangan 19 yang juga
berarti Allah yang Esa, dan juga berarti tidak ada Tuhan melainkan
Dia, dapat dikatakan sebagai “Tanda tangan Allah” di alam semesta
ini. Hal ini sesuai dengan salah satu firman Allah yang menyatakan
bahwa seluruh alam ini tunduk dan sujud kepada Allah dan mengakui
keesaan Allah. Hanya orang-orang kafir lah yang tidak mau sujud dan
mengakui keesaan Allah. Allah dalam menciptakan Al Qur’an dan alam
semesta ini telah melakukan perhirtungan secara detail, seperti
firman Allah yang berbunyi: “dan Allah menghitung segala sesuatunya
satu per satu (secara detail)” (QS 72:28). Jumlahkan angka-angka
pada nomor surah dan ayat tersebut !!!!!! Anda memperoleh angka 19
(7+2+2+8=19). Dari uraian di atas khususnya mengenai lima pilar Islam
diperoleh kesimpulan yang sangat tegas bahwa pemeluk Islam adalah
orang-orang yang pasrah dan tunduk menyembah dan mengakui keesaan
Allah seperti yang ditunjukkan bahwa kelima pilar Islam tersebut
berkaitan dengan sistim bilangan 19 (nilai numerik dari kata “waahid”
atau Esa). Hal ini juga sesuai dengan Islam sendiri yang yang secara
harfiah dapat berarti pasrah/tunduk. Hal lain yang dapat diambil
sebagai pelajaran dari sistim bilangan 19 sebagai disain Al Qur’an
adalah terpecahkannya “unsolved problem” mengenai perdebatan di
antara para ulama terhadap status “Basmalah” pada Surah
Al-Faatihah apakah termasuk salah satu ayat dalam surah tersebut atau
tidak. Dengan ditemukannya bilangan 19 sebagai disain Al Qur’an,
bukti-bukti matematis pada tulisan ini telah membuktikan bahwa lafal
“Basmalah” termasuk dalam salah satu ayat Surah Al-Fatihah.
Sebagai penutup, semoga tulisan ini dapat menambah keimanan bagi
orang-orang yang beriman, menjadi tes/ujian bagi mereka yang belum
beriman, dan menghilangkan keragu-raguan bagi mereka yang hatinya
dihinggapi keragu-raguan akan kebenaran Al Qur’an. Allah akan
membiarkan sesat orang-orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendakiNya (QS 74:31).
Catatan:
Untuk
memverifikasi “keajaiban matematis” dari Al Qur’an anda perlu
menggunakan Al Qur’an yang dicetak menurut versi cetak Arab Saudi
atau Timur Tengah pada umumnya. Mengapa? Hasil penelitian yang saya
lakukan, terdapat banyak perbedaan antara Qur’an versi cetak
Indonesia pada umumnya dan Qur’an versi cetak Arab Saudi (kebetulan
saya memegang Qur’an versi cetak Arab Saudi), meskipun perbedaan
tersebut tidak berpengaruh pada makna/arti. Perbedaan tersebut hanya
pada cara menuliskan beberapa kata. Meskipun demikian, jika mengacu
pada “Keajaiban Matematis” dari Al Qur’an, Qur’an versi cetak
Indonesia pada umumnya (yang disusun oleh orang Indonesia) menyalahi
aturan yang aslinya sehingga keajaiban matematis tidak muncul. Saya
hanya memberikan 2 contoh kata saja dari sekian kata yang berbeda
penulisannya yaitu kata “shirootho” dan “insaana”. Menurut
versi cetak Arab Saudi, tidak ada huruf “ALIF” antara huruf “RO’”
dan “THO” pada kata “SHIROOTHO” (lihat di Surat Al Fatihah)
dan antara huruf “SIN” dan “NUN”pada kata “INSAANA”,
tetapi menurut versi cetak Indonesia pada umumnya terdapat huruf ALIF
pada kedua kata tersebut. Pada versi cetak Arab Saudi, untuk
menunjukkan bacaan panjang pada bunyi ROO dan SAA pada kata SHIROOTHO
dan INSAANA, digunakan tanda “fathah tegak”. Saya paham, maksud
orang menambahkan ALIF pada kedua kata tersebut agar lebih memudahkan
bagi pembacanya, tetapi ternyata menyimpang dari aslinya. Maka dari
itu anda menemukan jumlah huruf yang lebih banyak pada Surat Al
Fatihah ayat 6 dan 7 dari yang saya tuliskan. Sebagai tambahan, salah
satu ciri Qur’an versi cetak Indonesia pada umumnya adalah Surat Al
Fatihah terletak pada HALAMAN 2, sementara versi cetak Arab Saudi,
Fatihah berada pada HALAMAN 1.
Mengenai jumlah kata, kata harus
didefinisikan sebagai susunan dari beberapa huruf (dua hrurf atau
lebih), sehingga anda harus memperlakukan “WA atau WAU” sebagai
huruf meskipun bisa diartikan dengan kata “DAN” dalam bahasa
Indonesia. Perlakuan “WA” (misalnya pada kata “WATAWAA”)
sebenarnya bisa disamakan dengan “BI” (pada kata BISMI), karena
kebetulan BI bisa gandeng dengan kata berikutnya, sementara WA tidak
bisa ditulis gandeng dengan kata yang mengikutinya. Jadi jangan
hitung “WA” sebagai kata, tetapi sebagai huruf.
andi riawan krisdianto